Pemerintahikut bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi warganya. Agar tumbuh kesadaran berbangsa dan bernegara, secara rutin perlu dilakukan kegiatan-kegiatan bersama dengan anggota pelajar dan siswa masyarakat untuk menguatkan pengertian kesadaran berbangsa dan bernegara. Berikut ini , 3
ArticlePDF AvailableAbstractTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar. Metodologi penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VI C SDN Jagir I/393, Surabaya Tahun Ajaran 2019/2020. Pengambilan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran membangun kesadaran bernegara Di SDN Jagir I/393, Surabaya dilakukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Faktor penghambat pembelajaran membangun kesadaran bernegara Di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah penyiapan pembelajaran, kemampuan mengendalikan kelas dan lingkungan peserta didik. Faktor pendukung pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah curah pendapat antar guru di di SDN Jagir I/393 Surabaya, penyediakan sarana belajar, dan kepemimpinan, kebijakan kepala sekolah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, Februari 2020 p-ISSN 2088-2092 e-ISSN 2548-6721 1 Submitted 23/09/2019 Reviewed 28/10/2019 Accepted 18/10/2020 Published 29/02/2020 Membangun Kesadaran Bernegara di Sekolah Dasar Dewi Restiaji1, Meiwatizal Trihastuti2, Yayuk Hidayah3, Lisa Retnasari4 1SDN Jagir I/393, Surabaya 2STKIP Pasundan Cimahi 3,4Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 2meiwatizal ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar. Metodologi penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VI C SDN Jagir I/393, Surabaya Tahun Ajaran 2019/2020. Pengambilan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran membangun kesadaran bernegara Di SDN Jagir I/393, Surabaya dilakukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Faktor penghambat pembelajaran membangun kesadaran bernegara Di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah penyiapan pembelajaran, kemampuan mengendalikan kelas dan lingkungan peserta didik. Faktor pendukung pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah curah pendapat antar guru di di SDN Jagir I/393 Surabaya, penyediakan sarana belajar, dan kepemimpinan, kebijakan kepala sekolah. Kata Kunci Kesadaran Bernegara, Sekolah Dasar ABSTRACT The purpose of this study is to investigate efforts to build state awareness in elementary schools. The research methodology uses descriptive qualitative research subjects are students of class VI C SDN Jagir I / 393, Surabaya Academic Year 2019/2020. Retrieval of data using observation, interviews, and documentation. Data analysis using Miles and Huberman is data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that the implementation of learning to build state awareness At SDN Jagir I / 393, Surabaya was carried out in the planning, implementation, and evaluation. The inhibiting factors of learning to develop state awareness At SDN Jagir I / 393 Surabaya are the preparation of learning, the ability to control class, and the environment of students. The supporting factors of learning to build state awareness at SDN Jagir I / 393 Surabaya are brainstorming among teachers at SDN Jagir I / 393 Surabaya, providing learning facilities, and leadership, principal school policy. Keywords State Awareness, Elementary School PENDAHULUAN Penelitian ini berkenaan dengan upaya membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar. Kesadaran bernegara pada jenjang Sekolah Dasar menarik untuk di lakukan sebagai tema kajian mengingat posisi strategis pada jenjang Sekolah Dasar bagi peserta didik. Sekolah Dasar adalah penyelenggara program pendidikan bagi anak-anak berusia 6-12 tahun Suharjo, 2006. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional di jelaskan bahwa “jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah jenis pendidikan formal untuk peserta didik usia 7 sampai 18 tahun dan merupakan persyaratan dasar bagi pendidikan yang lebih tinggi”. Pendidikan adalah salah satu usaha sistematis dalam memberikan pembelajaran guna dalam mewujudkan manusia yang memiki kecerdasan yang bermanfaat bagi kehidupannya. Pendidikan ialah bagian dari kehidupan manusia sebagai usaha dalam memanusiakan manusia Sudjana, 1987. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Isi Pendidikan Dasar dan Menengah terdapat Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 2 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 beberapa kompetensi inti tingkat pendidikan dasar di antaranya pengetahuan dan keterampilan. Adapun cakupan dalam kompetensi pengetahuan adalah pemahaman faktual, dan cakupan dalam kompetensi keterampilan adalah keterampilan berfikir dan bertindak. Kesadaran bernegara adalah sikap yang sesuai dengan kepribadian bangsa yang kemudian menjadi pengharapan dari cita-cita tujuan negara. Sebagai bangsa Indonesia suatu keniscayaan yang eksistensi dan perkembangan berlandaskan nilai kebangsaan yang sangat tinggi yakni Pancasila. Namun kenyataan di lapangan masih banyak fenomena di masyarakat yang tidak mencerminkan nilai kebangsaan, sehingga menimbulkan konflik sosial kultur. Oleh karena itu, perlu dikembangkan pendidikan nilai sebagai sarana pedagogis sosio-kultural yang sistematis untuk membangun karakter bangsa. Pasal 31 ayat 3 berbunyi “pemerintah mengusahakan, menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan, ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur oleh undang-undang”. Dengan kata lain warga negara Indonesia seharusnya mengembangkan diri menjadi individu yang cerdas pikiran, perasaan dan perilakunya dengan pendidikan yang tidak lepas dari kebudayaan yang mengantarkan menjadi manusia yang memiliki kesadaran bangsa Winataputra & Budimansyah., 2017 Membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar di rasa tepat, mengingat perkembangan siswa Sekolah Dasar umumnya berada dalam tahapan operasioal konkret. Pada taraf konkret, siswa hanya mampu memecahkan masalah yang di hadapinya secara langsung. Ia belum melihat adanya alternatif dalam memecahkan suatu masalah 1982. Membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar adalah bagian dari peneguhan Pendidikan Karakter pada Sekolah Dasar. Pendidikan karakter pada sekolah dasar menjadi kesempatan strategis dalam membelajarkan siswa mengenai karakter Hidayah, Suyitno, Retansari, & Ulfah, 2018. Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 57 Tahun 2014 mata pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan merupakan kelompok mata pelajaran A yaitu mata pelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan sikap, kompetensi pengetahuan peserta didik Sekolah Dasar. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan masuk dalam kelompok mata pelajaran A sesuai dengan tujuan pendidikan Kewarganegaraan yaitu sebagai mata pelajaran yang mempunyai visi untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang mempunyai kesadaran bernegara. Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses untuk menyiapkan generasi yang mengetahui tanggung jawabnya sebagai warga negara Winataputra & Budimansyah, 2012. Fokus, isi, dan proses pendidikan dari civic education adalah proses dari pemahaman, penghayatan dari pelaksanaan cita-cita prinsip demokrasi konstitusional Winataputra & Budimansyah, 2012. Penelitian terdahulu mengenai kesadaran bernegara di Sekolah Dasar yang telah dilakukan antara lain. Penelitian pengaruh program berbasis praktik kesadaran terhadap 64 anak-anak kelas dua dan tiga usia 7-9 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah program di laksanakan selama 30 menit, dua kali per minggu, selama 8 minggu para guru melaporkan bahwa terdapat perubahan perbaikan dalam perilaku anak. Flook et al., 2010. Penelitian dalam pelaksanaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar yang menekankan pada rujukan integratif normatif, prosedural, dan kontekstual menghasilkan bahwa rujukan normatif yang dipakai adalah agama 60%, tujuan pendidikan nasional 25%, budaya 10%, dan Pancasila 5%; kedua, rujukan prosedural praktik dalam bentuk doktrin 45%, pembiasaan 37%, keteladanan 11%, pengembangan iklim suasana 5%, pengembangan penalaran dan perasaan 4%, dan partisipatif/kolaboratif 1%; serta ketiga, rujukan kontekstual berupa pengondisian lingkungan sekolah 56%, program khusus 24%, kegiatan keluar sekolah 13%, kerja sama orang tua 4%, dan upaya preventif 3%. Niron, Budiningsih, & Pujiriyanto, 2013. Dunia pendidikan tidak hanya sekedar menunjukan pengetahuan moral, tetapi juga menyadarkan dan melakukan tindakan moral Sudrajat, 2011. Penting kiranya pendidikan karakter dilakukan sejak dini, sehingga mampu mencetak insan yang tidak hanya paham definisi moral, namun juga menjadi manusia yang bermoral. Selain itu penelitian tentang integrasi nilai-nilai karakter bangsa pada kegiatan pembelajaran menunjukan bahwa integrasi nilai-nilai karakter bangsa dapat dilakukan pada mata pelajaran untuk menyiapkan peserta didik dalam pengaplikasian nilai karakter dalam kehidupan Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 3 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 sehari-hari. Adapun tahap dalam kegiatan pembelajaran yakni pendahuluan, inti dan penutup. Setiap tahap pembelajaran, terdapat proses aktualisasi nilai-nilai karakter bangsa. Pihak sekolah, guru, dan orang tua bersinergi membentuk iklim yang mendukung sebagai pengejawantahan dari nilai karakter bangsa peserta didik dalam praktiknya Anik, 2010 Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa terarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Membangun Kesadaran Bernegara Di Sekolah Dasar”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1 Bagaimana implementasi pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya? 2 Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya? Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis adalah mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan ke-SDan. Sementara manfaat secara praktis adalah bagi guru DS, dapat menjadi dasar dalam memberikan pembelajaran membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar dan memberikan gambaran bahwa pendidikan haruslah mampu mendukung usaha meningkatkan civic knowledge yang merupakan salah satu kompetensi warga negara dalam negara demokrasi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan penyajian data berupa kata-kata. Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif berdasarkan perilaku yang diamati Moleong, 2000. Peneliti memiliki dua alasan mengapa penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Pertama, kajian penelitian ini merupakan kajian tentang membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar yang dalam penelitian ini mengandung unsur yang kontekstual. Kedua, berdasarkan latar belakang penelitian yang mengandung keterkaitan masalah yang dikaji, peneliti memerlukan adaptasi terhadap perubahan situasi yang terjadi di lapangan. Lokasi penelitian di lakukan di lingkungan SDN Jagir I/393, Surabaya. Penelitian dilakukan selama bulan Juli 2019-September 2019. Peneliti menggunakan purpose sampling dengan pertimbangan efisiensi informasi. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas VI C SDN Jagir I/393, dan siswa kelas VI C SDN Jagir I/393, Surabaya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara struktur, observasi dan dokumentasi. Tahap penelitian dilakukan dengan beberapa tahap yaitu, tahap pra penelitian meliputi persiapan yang dilakukan peneliti sebelum terjun ke lapangan. Tahap pelaksanaan meliputi mengumpulkan data dari responden sebagai subjek penelitian. Tahap penyusunan hasil penelitian, meliputi tahap menyusun hasil penelitian kemudian mempublikasikan dalam bentuk karya ilmiah yang di muat dalam jurnal nasional terindeks atau jurnal internasional yang bereputasi. Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi disusun dalam bentuk catatan lapangan dengan didukung data dari dokumentasi kemudian sampai pada titik jenuh hingga tidak ada informasi yang baru. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model dari Miles dan Huberman berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan Miles & Huberman, 1992. Peneliti melakukan reduksi data dengan memfokuskan pada hasil penelitian yang di anggap penting yang meliputi proses pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393, Surabaya. Setelah mereduksi data kemudian peneliti melakukan penyajian data berupa mencari penyusunan data yang telah di analisis dalam bentuk paragraf. Selanjutnya setelah reduksi data dan penyajian data, peneliti melakukan penarikan kesimpulan dengan mencari kejelasan data yang telah dianalisis kemudian disusun dalam bentuk kesimpulan singkat mengenai membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar. HASIL & PEMBAHASAN Implementasi Pembelajaran Membangun Kesadaran Bernegara di SDN Jagir I/393, Surabaya Implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393, Surabaya dalam pembelajaran adalah sebagai upaya dalam memupuk sikap dan perilaku yang berdasarkan nilai-nilai falsafah bangsa sejak dini. Implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393 dilakukan dalam strategi pembelajaran yang mencakup aspek Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 4 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam tahapan perencanaan, implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393 dilakukan secara eksplisit dalam rencana pembelajaran oleh guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran, kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393 dilakukan melalui metode, media dan model pembelajaran dari guru sesuai dengan kurikulum 2013. Dalam evaluasi, pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393 adalah dengan memberikan penekanan pada aspek afektif dengan tetap mengemban prinsip-prinsp penilaian dalam kurikulum 2013 yaitu sahih, objektif, terpadu, adil, transparan, berksinambungan, edukatif, sistematis dan akuntabel. Berdasarkan wawancara terhadap guru kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya Tahun Ajaran 2019/2020, tahapan perencanaan implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393 Surabaya dilakukan secara sitematis yang dituangkan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru dilengkapi dengan media dan lembar kerja siswa yang mengandung pembelajaran kesadaran bernegara sebagai upaya pengembangan nilai-nilai kesadaran bernegara yang meliputi persatuan dan kesatuan sebagai warga negara Republik Indonesia. Implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan oleh guru didasari dengan kesadaran guru bahwa lingkungan sekolah merupakan bentuk sederhana dari kehidupan bernegara secara luas. Dalam pengimplementasian kesadaran berkonstitusi di lingkungan sekolah, sekolah diibaratkan seperti negara yang sama-sama memiliki peraturan. Peraturan dalam sekolah adalah tata tertib sekolah dan peraturan dalam negara adalah sesuai yang di atur dalam konstitusi Darsono, 2016. Melalui observasi yang peneliti lakukan, implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya Tahun Ajaran 2019/2020 terdapat dua hal yang menjadi pokok dalam pencapaian indikator kesadaran bernegara bagi peserta didik. Yaitu penekanan pada sikap peserta didik dan pengenalan kesadaran sebagai warga negara. Indikator sikap peserta didik yang dirumuskan melalui pengembangan keterampilan sikap dengan berlandaskan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sesuai dengan kajian yang dilakukan oleh Wahyuni, Setyosari, & Kuswandi 2016 yang menghasilkan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan kolaborasi tema dan konsep berguna agar anak mudah memahami berdasarkan satu tema yang berisi beberapa mata pelajaran. Dalam implementasi pembelajaran kesadaran bernegara kelas VI C SDN Jagir I/393, Surabaya guru melakukan pengenalan dan pengkondisian pembelajaran dengan menerapkan nilai-nilai Pancaila berupa ketuhanan, persatuan, keadilan. Lebih detail dalam pembelajaran tematik yang diakukan guru, guru memberikan konsep yang sesuai dengan tema agar peserta didik mudah dalam memahami. Upaya penekanan sikap peserta didik terhadap kebermaknaan bernegara menjadikan guru melakukan melakukan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam setiap langkah pembelajaran. Dalam kajian Pendidikan Kewarganegaaraan, upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila merupakan bagian dari misi Pendidikan Kewarganegaaraan yang tertuang dalam Permendiknas Tahun 2006 tentang standar Isi Pendidikan Nasional, yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Guru kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya menciptakan susana pembelajaran kesadaran bernegara dengan penekanan pada sikap peserta didik dapat teridentifikasi dalam tabel 1 berikut ini Tabel 1 Identifikasi pembelajaran kesadaran bernegara dengan penekanan pada sikap peserta didik kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya Guru memberikan pemahaman konsep mengenai persatuan Peserta didik belajar memahami dan menerapkan Pembagian kelompok dalam pembelajaran Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 5 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 nilai-nilai persatuan melalui teman sebaya Guru memberikan pemahaman konsep mengenai kesatuan Peserta didik belajar memahami dan menerapkan nilai-nilai kesatuan melalui pengkondisian kelas dengan mengedepankan pada komunikasi dua arah Penerapan pembelajaran model kooperatif Guru memberikan pemahaman konsep bernegara dengan mengaitkan beberapa konsep dalam mata pelajaran Peserta didik mengikuti pembelajaran Penerapan pembelajaran model terpadu Guru memberikan pemahaman konsep dengan mengajak peserta didik untuk mengekplorasi penemuan baru Peserta didik mengalami makna bernegara Penerapan pembelajaran model penemuan terbimbing Guru memberikan pemahaman konsep secara deduktif Peserta didik mengalami makna bernegara Penerapan pembelajaran model langsung Sumber Data diolah peneliti melalui wawancara, observasi dan dokumentasi Indikator kedua pengenalan kesadaran sebagai warga negara, guru mengembangkan dari peran siswa sebagai warga negara. Tujuan Pendidikan Kewarganegaaraan adalah mendidik siswa untuk menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam kehidupan demokratis Maftuh, 2008. Upaya guru kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya dalam pengenalan kesadaran sebagai warga negara kepada peserta didik merupakan bagian dalam menyiapkan warga negara yang memiliki nilai-nilai serta memiliki sejumlah kompetensi kewarganegaraan sehingga bermanfaat bagi negara. Pengenalan kesadaran sebagai warga negara Indonesia dimulai dengan memperhatikan kebutuhan strategi pembelajaran yang tepat bagi usia kelas VI Sekolah Dasar. Masitoh 2009 telah menjelaskan beberapa karakteristik cara belajar pada usia dini yaitu 1 melalui bermain, 2 membangun pengetahuan, 3 belajar secara alamiah, 4 pengembangan menarik, fungsional dan bermakna. Berdasarkan wawancara dan observasi yang peneliti lakukan di kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya dalam upaya pembelajaran kesadaran bernegara guru terlebih dahulu memberikan upaya penokohan terhadap peserta didik. Sebagaimana kutipan wawancara berikut ini, “ … dengan upaya penokohan peserta didik akan mulai tahu mengenai posisi yang ada dalam pemerintahan, misalnya saya melakukan pengenalan terhadap presiden, RT, Lurah…” DR, 2019. Guru di kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya mempunyai misi untuk membangun character building Indonesia. Guru mengenalkan kepada siswa bahwa mereka merupakan bagian dari warga negara Indonesia dan akan menjadi calon penerus bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai tujuan dalam membangun character building Indonesia yang mencakup 1 kecakapan partisipatif, bertanggung jawab dalam berbangsa, 2 warga negara yang cerdas, kritis, demokratis, 3 mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban, kebebasan, persamaan, toleransi dan tanggung jawab A. Ubaedillah, 2015. Kesadaran sebagai warga negara juga diimbangi dengan kehidupan yang penuh dengan perbedaan. Guru di kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya membelajarkan toleransi dan tanggung jawab kepada peserta didik melalui ethic berupa sopan santun agar terbentuk sikap yang positif pada diri anak. Guru di kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya mewacanakan kebhinekaan sebagai hakikat dari realitas bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan perbedaan. Adapun alur pembelajaran pengenalan kesadaran sebagai warga negara ada dalam gambar 1 berikut ini Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 6 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 Gambar 1 Pembelajaran pengenalan kesadaran sebagai warga negara Dari gambar 1, dapat di pahami bahwa guru terlebih dahulu memberikan pengertian mengenai kebermaknaan “siapa kita?”. Dalam tahapan ini guru di kelas VI C SDN Jagir I/393, Surabaya menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “kita” adalah sebagai warga negara. Setelah peserta didik mengetahui lalu guru memberikan berbagai karakter ke-Iindoesiaan yang menjadi bagian dari identitas Indonesia. Selanjutnya peserta didik di kelas VI C SDN Jagir I/393 memiliki seperangkat bekal dalam kesadaran bernegara. Peserta didik Sekolah Dasar merupakan bagian dari kelompok usia remaja yang merupakan social capital Indonesia Nurhadianto, 2014, dengan demikian kesadaran bernegara sejak peserta didik Sekolah Dasar merupakan bagian dari mewujudkan manusia Indonesia yang seutuhnya. Dalam kajian yang menekankan pada nasionalisme dalam kesadaran bernegara dan berbudaya, disimpulkan bahwa dalam kehidupan bernegara, keselarasan kesadaran bernegara dan berbudaya merupakan hal yang penting Nugraha, 2018 dalam pembangunan karakter bernegara dengan melibatkan budaya lokal. Penelitian di Kota Gorontalo menghasilkan bahwa budaya Hayula mengandung nilai luhur Pancasila yang bermanfaat bagi pembangunan karakter bangsa Yunus, 2013. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Membangun Kesadaran Bernegara Di SDN Jagir I/393, Surabaya. Implementasi pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya tidak telepas dari berbagai tantangan dan hambatan. Berdasarkan wawancara terhadap guru kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya, hambatan dalam upaya membangun kesadaran bernegara adalah persiapan kebutuhan yang relatif lama. Kemampuan guru dalam mengendalikan semangat peserta didik dan pengaruh lingkungan peserta didik yang kurang mendukung dalam upaya membangun kesadaran bernegara. “… hambatan yang menjadi tantangan dalam membangun kesadaran bernegara bagi saya adalah mengendalikan kelas dan persiapan pembelajaran yang relatif lama. Namun demikian hal ini tidak menjadikan pengimplementasian membangun kesadaran bernegara menjadi terhambat karena kami selalui meminimalisir hambatan tersebut…” DR,2019 Berdasarkan hasil wawancara, guru telah memiliki upaya dalam meminimalisir hambatan pembelajaran membangun kesadaran bernegara. Guru mengupayakan agar pembelajaran membangun kesadaran bernegara tetap konstan dan sesuai dengan hasil belajar yang diinginkan. Setelah mengetahui tantangan atau penghambat dalam upaya pembelajaran membangun kesadaran bernegara beberapa cara yang digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain guru kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya mengadakan curah pendapat dengan antar guru mengenai hambatan upaya pembelajaran membangun kesadaran bernegara. Menyediakan sarana yang mendukung pembelajaran dan kepemimpinan serta kebijakan kepala sekolah dalam upaya pembelajaran membangun kesadaran bernegara. KESIMPULAN & SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1 Implementasi pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya dilakukan secara sistematis dalam rencana pembelajaran yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 2 Faktor penghambat pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah kebutuhan persiapan pembelajaran yang relatif lama, kemampuan Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 7 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 guru dalam mengendalikan semangat peserta didik dan pengaruh lingkungan peserta didik. Sementara itu faktor pendukung pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah curah pendapat antar guru, menyediakan sarana yang mendukung pembelajaran, kepemimpinan serta kebijakan kepala sekolah. Ucapan Terimakasih Peneliti mengucapkan terimakasih kepada SDN Jagir I/393 Surabaya yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melaksanakan penelitian ini hingga selesai. Terimakasih kepada narasumber yang telah bersedia di wawancarai. DAFTAR PUSTAKA A. Ubaedillah. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan Pancasila demokrasi dan korupsi. Jakarta Media Group. Anik, G. 2010. Integrasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa Pada Kegiatan Pembelajaran. Cakrawala Pendidikan Edisi Khusus Dies Natalis UNY Th. XXIX. Darsono, B. 2016. Menumbuhkan kesadaran berkonstitusi di lingkungan sekolah melalui pendidikan kewarganegaraan. HARMONY, 11, 14–29. Flook, L., Smalley, S. L., Kitil, M. J., Galla, B. M., Kaiser-Greenland, S., Locke, J., … Kasari, C. 2010. Effects of Mindful Awareness Practices on Executive Functions in Elementary School Children. Journal of Applied School Psychology, 261, 70–95. Hidayah, Y., Suyitno, Retansari, L., & Ulfah, N. 2018. Jurnal Iqra’ Kajian Ilmu Pendidikan. Jurnal Iqra’ Kajian Ilmu Pendidikan, 32, 329–344. Niron, C. A., Budiningsih, & Pujiriyanto. 2013. RUJUKAN INTEGRATIF DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR. JURNAL KEPENDIDIKAN, 431, 19–31. Maftuh, B. 2008. Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Nasionalisme Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. EDUCATIONIST, II2. Masitoh, D. 2009. Strategi Pembelajaran TK. Surakarta Universitas Terbuka. Miles, B. M., & Huberman, M. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta UIP. Moleong, J. . 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. 1982. Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar – mengajar. Jakarta Bumi Aksara. Nugraha, G. 2018. MENJADI PANCASILA MEMBANGUN INDONESIA Nasionalisme dalam Kesadaran Bernegara dan Berbudaya. In Prosiding Seminar Nasional PPKn 2018 “Seminar Nasional Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Persekolahan dan Kemasyarakatan” Laboratorium PPKn FKIP UNS, 7 Juli 2018 pp. 1–14. Surakarta Laboratorium PPKn FKIP UNS. Nurhadianto. 2014. INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Nurhadianto,. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 232, 44–54. Sudjana, N. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung Sinar Baru Offset. Sudrajat, A. 2011. Mengapa Pendidikan Karakter. Yogyakarta FIS UNY. Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.. Wahyuni, H. T., Setyosari, P., & Kuswandi, D. 2016. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 SD. Edcomtech, 12, 129–136. Winataputra, U. ., & Budimansyah, D. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Pendidikan Untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Gagasan, Instrumentasi, dan Praksis. Bandung Widya Aksara Press. Winataputra, U. S., & Budimansyah., D. 2017. Civic Education, Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung UPI. Yunus, R. 2013. TRANSFORMASI NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Penelitian Studi Kasus Budaya Huyula di Kota Gorontalo. Jurnal Penelitian Pendidikan, 141, 65–77. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Paragenerasi milenial di Indonesia juga perlu dibekali pendidikan kewaranegaraan berdasarkan pemahaman kesadaran berbangsa dan bernegara yang baik dan dinamis, agar mampu menumbuhkan sikap rela berkorban demi bangsa dan negaranya. Peran pendidikan kewarganegaraan ini sangat penting bagi para generasi milenial dan para generasi milenial ini
Kesadaran berbangsa dan bernegara adalah sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia. Kesadaran berbangsa dan bernegara perlu ditanamkan sedari masih kanak-kanak sejak dari bangku sekolah dasar. Kesadaran ini perlu ditanamkan, ditengah derasnya pengaruh globalisasi dan modernisasi yang tak bisa dihindarkan. Di era globalisasi ini dimana informasi melintas tanpa batas, banyak tantangan memang bagi negeri kita. Namun kesadaran berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi warganya. Bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain. Baca Juga 5 Arti Penting Persatuan dan Kesatuan bagi Bangsa Indonesia Cara Menumbuhkan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Agar tumbuh kesadaran berbangsa dan bernegara, secara rutin perlu dilakukan kegiatan-kegiatan bersama dengan anggota pelajar dan siswa masyarakat. Berikut ini , 3 cara untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara Aktif mengikuti gerakan Pramuka Kegiatan pramuka di sekolah dan masyarakat, mengajarkan siswa untuk mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa yang sesuai dengan sila ketiga Pancasila Persatuan Indonesia’. Gerakan Pramuka, juga menjadi contoh perilaku yang menggambarkan semangat persatuan dan kesatuan. Gerakan pramuka juga mengajarkan berbagai kegiatan untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Generasi muda, wajib menjunjung tinggi nilai persatuan bangsa tanpa memandang suku, agama, dan ras. Contoh kegiatan Pramuka yang memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa adalah perkemahan Sabtu-Minggu Persami. Secara nasional, juga diadakan perkemahan Pramuka secara nasional yang diisi berbagai kegiatan untuk memupuk cinta tanah air. Mengembangkan wawasan nusantara Melalui wawasan nusantara, Bangsa Indonesia ditempatkan dalam kerangka satu kesatuan politik, sosial, budaya, serta pertahanan keamanan. Dengan begitu, Bangsa Indonesia akan merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta memiliki satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional. Donor darah sebagai sikap rela berkoban dan kesadaran berbangsa Cara menumbuhkan kesdaran sebagai masyarakat dan warga negara yang baik adalah melalui donor darah melalui Palang Merah Indonesia PMI. Dengan menjadi donor darah, langsung ke PMI atau melalui kegiatan sosial pengambilan darah maka akan membantu sesama yang membutuhkan sekaligus mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata. Donor darah, adalah tindakan pengambilan darah dengan volume tertentu melalui pembuluh darah. Darah kemudian diproses oleh PMI untuk dkemudian digunakan sebagai pengganti darah kepada orang yang membutuhkan. Aktivitas donor darah merupakan kewajiban setiap masyarakat sebagai wujud kepedulian terhadap orang lain. Dengan mendonorkan darah, berarti mengamalkan Pancasila, khususnya sila kedua dengan mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Hadapi Pandemi COVID-19 Penerapan nilai-nilai Pancasila saat hadapi pandemi COVID-19, menjadi daya gerak masyarakat dan pemerintah. Ditengah ketidakpastian kapan pandemi ini akan berakhir, penerapan nilai-nilai Pancasila yang menjadi jiwa kepribadian bangsa Indonesia dapat dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat. Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila adalah sikap adalah tindakan yang didasari dari pikiran, perasaan yang menjiwai Pancasila sebagai ideologi persatuan. Sikap ini, diterapkan di keluarga, sekolah, masyarakat hingga pergaulan internasional dengan warga negara lainnya. Pancasila dalam kehidupan berbangsa sehari-hari, berfungsi dan berperan sebagai dasar negara sekaligus menjadi ideologi persatuan bangsa. Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Contoh adalah gotong royong saat pandemi Covid-19 ini dapat ditemui disekitar kita. Mulai dari kegiatan pembagian bahan makanan gratis, saling menjaga saat ada tetangga yang keluarganya terdampak dan berbagai hal lain sebagai contoh penerapan nilai-nilai Pancasila saat hadapi pandemi . Saat pandemi, kegiatan yang mengumpulkan orang dibatasi. Pasar, pusat perbelanjaan bahkan sekolah kegiatannya dibatasi agar tidak terjadi kontak fisik untuk mencegah penyebaran virus yang belum ditemukan vaksinnya. Dengan dibatasinya pasar, maka kegiatan ekonomi sebagian orang akan terhenti. Otomatis, tidak ada pemasukan uang dan penghasilan menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu, dibutuhkan saling bantu antar sesama anggota masyarakat. Dengan gotong royong, maka beban akan terbantu menjadi ringan. Baca Juga Cara Menjalin Keberagaman Indonesia Antar Masyarakat Gotong royong adalah istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Sekaligus merupakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Sebagai negara Pancasila, keberagaman bukanlah penghalang untuk bisa bekerjasama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Gotong royong muncul dalam kehidupan sehari-hari seiring dengan timbulnya semangat kebersamaan, tidak ada paksaan, atau muncul karena adanya kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi melalui rasa memiliki. Gotong-royong muncul atas dorongan dari hati dengan dibarengi kesadaran dan semangat untuk mengerjakan serta menanggung akibat dari suatu karya, terutama yang benar-benar, secara bersamasama, serentak dan beramai-ramai, tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi dirinya sendiri, melainkan selalu untuk kebahagian bersama, seperti terkandung dalam istilah Gotong.’ Saat membagi hasil karyanya, masing-masing anggota mendapat dan menerima bagian-bagiannya sendiri-sendiri sesuai dengan tempat dan sifat sumbangan karyanya masingmasing, seperti tersimpul dalam istilah Royong’. Diskusi, Pertanyaan dan Jawaban Bagaiman pendapatmu tentang tawuran pelajar dikaitkan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara? Perilaku main hakim sendiri dan tawuran jelas bertentangan dengan norma-norma masyarkat dan hukum yang berlaku. Mewujudkan persatuan dan kesatuan kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal apa yang bisa kamu lakukan untuk memperkuat dan menambah rasa cinta terhadap Tanah Air Indonesia? Sikap cinta tanah air adalah suatu perwujudan kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau tanah airnya. Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat dimana ia tinggal. Berikut ini adalah contoh-contoh sederhana tentang sikap cinta tanah air Bangga sebagai bangsa Indonesia Bangga sebagai bangsa Indonesia, misalnya dengan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Mencintai kebudayaan Indonesia seperti mengenakan batik dan pakaian adat saat perayaan juga menumbuhkan rasa cinta tanah air. Bangga menggunakan dan mencintai produk buatan Indonesia Menggunakan produk buatan dalam negeri merupakan pernyataan cinta tanah air. Dengan menggunakan produk dalam negeri, turut pula membantu perekonomian negara dan membuka lapangan kerja. Mau dan mampu menjaga nama baik Indonesia Apakah kamu pernah bepergian keluar negeri? Jika iya, jaga nama baik Indonesia dengan mematuhi peraturan yang ada. Bila tujuan ke luar negeri untuk berwisata, jangan mengotori tempat wisat dan membuang sampah sembarangan. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku Patuhilah hukum yang berlaku. Misal dengan mematuhi peraturan lalu-lintas saat berkendara. Manggunakan hak pilih saat pemilihan umum Bila kamu sudah memiliki hak pilih, gunakan hak pilihmu saat pemilihan umum untuk memilih kepala daerah, anggota DPR/DPRD dan pemilihan presiden/wakil presiden. Belajar dengan sungguh-sungguh Belajar sungguh-sunggguh di sekolah dan di rumah adalah cara untuk mencinta negeri ini. Mulailah dengan mempelajari hal-hal yang berguna untuk kemajuan dan pembangunan negeri. Merawat dan tidak merusak fasilitas umum Jagalah fasilitas umum seperti halte bus, rambu-rambu lalu-lintas, terminal dan sarana transportasi umum seperti kereta api. Fasilitas umum, dibandung dengan uang pajak warga negara. Peruntukan fasiltas umum adalah untuk menunjang kesejahteraan masyarakat. Menjaga kelestarian lingkungan hidup Jagalah pohon dan hutan. Pelihara kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan. Tidak membuang sampah sembaragan Sampah dapat menyebabkan tersumbatnya selokan yang dapat menyebabkan banjir. Sampah juga membawa penyakit yang merugikan manusia. Dengan membuang sampah pada tempatnya, turut menjaga lingkungan dan fasilitas umum.
Pemerintahikut bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi warganya. Bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang
KUTOARJO. 5/6 Upacara bendera merupakan suatu prosesi kegiatan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan disiplin Anak Binaan LPKA Klas I Kutoarjo. Senin pagi, upacara hari kesadaran berbangsa dan bernegara berlangsung di lapangan tenis LPKA Kutoarjo. Dimulai pukul WIB sampai dengan selesai. Diikuti oleh jajaran pegawai LPKA Klas I Kutoarjo dan Anak Binaan LPKA Kutoarjo, beserta mahasiswa magang dari Universitas Muhammadiyah bersegaram sekolah yang rapi, bertindak sebagai petugas upacara yaitu Anak-Anak Binaan LPKA Kutoarjo, yang mana pada hari ini dapat menjalankan tugas dengan baik. Hal ini juga diapresiasi oleh pembina upacara, Taufik Nugroho selaku kepala seksi awal amanatnya Taufik mengingatkan kepada seluruh peserta upacara agar senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua. Tak lupa Taufik juga berpesan kepada Anak Binaan agar terus mengikuti program pembinaan yang diberikan oleh LPKA Klas I masa di LPKA Kutoarjo sebagai masa untuk instropeksi diri, agar terus dapat memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik daripada yang sebelumnya, karena perbuatan pelanggaran hukum yang telah dilakukan. AP
SoalUji Kompetensi Bab 4: Kesadaran Berbangsa dan Bernegara - Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas dengan berbagai macam ras suku bangsa yang mendiami berbagai wilayah di Indonesia, oleh sebab itu sangat penting bagi kita untuk menanamkan rasa cinta dan kesadaran berbangsa dan bernegara kepada generasi bangsa. Pada bab ini Sobat akan belajar tentang hakikat pengertian kesadaran
- MPLS adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi siswa baru yang dilaksanakan untuk mendukung proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan memiliki kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai tempat belajar yang ramah lingkungan, sejuk, nyaman bagi para peserta didik. Jika dahulu MPLS dikenal dengan istilah MOS Masa Orientasi Siswa yang identik dengan perpeloncoan, penganiayaan terhadap siswa baru, aji mumpung kakak kelas untuk mengerjai adik-adik kelas yang baru, semua hal itu sudah ditiadakan. Berdasarkan pedoman pengenalan lingkungan sekolah yang diterbitkan oleh Dapodik, MPLS merupakan kegiatan pertama yang dilakukan oleh siswa untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah antara lain Mengenali potensi diri siswa baru. Bentuk adaptasi siswa baru dnegan lingkungan sekolah dan sekitarnya. Menumbukan motivasi, semangat dan cara belajar efketif sebagai siswa baru. Mengembangkan interaksi positif antar siswa dan warga sekolah lainnya. Menumbuhkan perilaku positif sesuai dengan Pendidikan karakter di Indonesia. Pelaksanaan kegiatan MPLS selama 3 tiga hari pada minggu pertama awal tahun ajaran. Untuk waktu pelaksanaannya dilakukan hanya saat jam pelajaran. Dalam pelaksanaannya pun tidak boleh sembarangan, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan, meliputi Perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan hanya menjadi hak guru. Tidak diperkenankan melibatkan siswa senior kakak kelas dan/atau alumni sebagai penyelenggara. Dilakukan di lingkungan sekolah kecuali sekolah tidak memiliki fasilitas yang memadai. Dilarang melakukan pungutan biaya maupun bentuk pungutan lainnya. Wajib melakukan kegiatan yang bersifat edukatif. Tidak diperkenankan melakukan perpeloncoan maupun tindak kekerasan lainnya. Wajib menggunakan seragam dan atribut resmi dari sekolah. Dilarang memberikan tugas kepada siswa baru berupa kegiatan yang tidak relevan dengan aktivitas pembelajaran siswa. Diperbolehkan melibatkan guru yang rekevan dan kompeten dengan materi kegiatan pengenalan lingkungan sekolah. Apabila kegiatan MPLS dibantu oleh siswa karena terdapat keterbatasan tenaga pendidik, maka perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya memiliki persyaratan berikut Siswa merupakan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah OSIS dan/atau Majelis Perwakilan Kelas MPK dengan jumlah paling banyak 2 dua orang per rombongan belajar/kelas Siswa tidak memiliki sifat tempramen sebagai pelaku tindak kekerasan Apabila terjadi pelanggaran, maka sanksi mengacu kepada Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan pada Satuan Pendidikan dan peraturan perundang-undangan lainnya. Materi MPLS 2022 Seperti yang telah dijelaskan poin-poin diatas, kegiatan MPLS mengharuskan kegiatan yang bersifat edukatif. Adapun salah satu materi yang cukup penting pada kegiatan MPLS adalah materi tentang Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Nilai-nilai bela negara yang harus dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain Cinta Tanah AirKita perlu mencintai tanah air kita sendiri yaitu dengan cara mengetahui sejarah negara kita, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan sekitar dan sudah pasti menjaga nama baik negara kita dimanapun kita berada kelak. Kesadaran Berbangsa dan BernegaraSikap kita harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan negara dengan cara mencegah perkelahian antara perorangan atau kelompok dan menjadi anak yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional PancasilaPancasila tidak hanya dihafal, melainkan dialakan dalam kehidupan sehari-hari karena Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa. Seperti yang kita ketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki beragam suku, agama, dan ras. Nilai dan ideologi Pancasila inilah yang bisa mematahkan setiap hambatan, rintangan, dan ancaman. Rela Berkorban untuk Bangsa dan NegaraDengan mencintai, tentu kita akan rela berkorban apapun. Termasuk dalam membela negara kita tercinta. Salah satu contoh nyata seperti seorang atlet yang rela bekerja keras demi mengharumkan nama bangsa ke kancah internasional. Memiliki Kemampuan Bela NegaraKemampuan bela negara dapat diwujudkan dengan menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing. Salah satu contoh nyata seperti rela menjadi bagian dari Siskamling, membantu korban bencana alam, menjaga kebersihan, menghindari narkoba, cinta produksi dalam negeri, dan masih banyak lagi. Untuk mempelajari lebih detail seputar materi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, Anda bisa download pada link juga Arti Wawasan Wiyata Mandala Materi MPLS Unsur-Tugas-Fungsi Sekolah Materi MPLS 2022 Tata Krama Sekolah SD, SMP, SMA/SMK dan Link Unduh - Pendidikan Kontributor Robiatul KameliaPenulis Robiatul KameliaEditor Dipna Videlia Putsanra
BukuSiswa PPKn Kelas 10 Edisi Revisi. Ocean Banana. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMK Kelas X Edisi Revisi 2017. by FORUM GURU MATA PELAJARAN PPKN. Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF. Buku PPKN Kelas X (New)
Kesadaran berbangsa dan berengara tentunya merupakan hal yang sangat penting bagi Bangsa Indonesia agar terhindar dari perilaku menyimpang pada masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kemampuan dan membangun kesadaran berbangsa dan bernegara warga negara dan masyarakat khususnya pada generasi pemuda Indonesia yaitu para siswa dan siswi di Sekolah Dasar. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang berfokus pada pemahaman terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Peneliti menggunakan perspektif dari partisipan sebagai gambaran dalam memperoleh hasil penelitian. Informan penitian yaitu siswa Sekolah Dasar Negeri di Kota Bogor yang duduk dibangku kelas tinggi deengan teknik pengumpulan data berupa pengisian formulir quisioner secara online. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa Sekolah Dasar sudah mengetahui dan dapat memahami komponen-komponen dalam hidup berbangsa dan bernegara. Diantarannya menaati norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, melakukan sikap positif terhadap makna dan nilai proklamasi, uapaya perlindungan dan penegakan hak asasi manusia dan aktualisasi kemerdekaaan mengemukakan pendapat. Seluruh aspek mulai dari orang tua, masyarakat dan guru perlu ikut serta dalam membangun kesadaran berbangsa dan bernegara pada anak Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021 Halm 523 - 528 EDUKATIF JURNAL ILMU PENDIDIKAN Research & Learning in Education Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Reaktualisasi Kapabilitas Berbangsa dan Bernegara pada Siswa Sekolah Dasar Amala Sundari1, Dini Anggraeni Dewi2 Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia1,2 E-mail amalasundari dinianggraenidewi Abstrak Kesadaran berbangsa dan berengara tentunya merupakan hal yang sangat penting bagi Bangsa Indonesia agar terhindar dari perilaku menyimpang pada masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kemampuan dan membangun kesadaran berbangsa dan bernegara warga negara dan masyarakat khususnya pada generasi pemuda Indonesia yaitu para siswa dan siswi di Sekolah Dasar. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang berfokus pada pemahaman terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Peneliti menggunakan perspektif dari partisipan sebagai gambaran dalam memperoleh hasil penelitian. Informan penitian yaitu siswa Sekolah Dasar Negeri di Kota Bogor yang duduk dibangku kelas tinggi dengan teknik pengumpulan data berupa pengisian formulir quisioner secara online. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa Sekolah Dasar sudah mengetahui dan dapat memahami komponen-komponen dalam hidup berbangsa dan bernegara. Diantarannya menaati norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, melakukan sikap positif terhadap makna dan nilai proklamasi, upaya perlindungan dan penegakan hak asasi manusia dan aktualisasi kemerdekaaan mengemukakan pendapat. Seluruh aspek mulai dari orang tua, masyarakat dan guru perlu ikut serta dalam membangun kesadaran berbangsa dan bernegara pada anak. Kata Kunci berbangsa dan bernegara, siswa Sekolah Dasar, bermasyarakat. Abstract Having a sense of national awareness is certainly essential for Indonesian to avoid aberrant behavior in Indonesian society. This research aims to describe an idea of the capability to build awareness of citizen and society especially Indonesian youth student’s generation and elementary school students. The research used a qualitative approach with case study methods that focus on understanding social phenomena occurring in society. The researchers used the perspective of participants as an illustration in obtaining the results. Research informant was a primary school student in the Bogor city with the data collection techniques of filling up online questionnaires. The research shows that, elementary school students have already knew and understand the components of national life. It adheres to norms applied in society, national life, having a positive attitude toward the meaning and value of the proclamation, the protectification and enforcement of human rights and the attainment of freedom. All aspects ranging from parents, societies and teachers need to participate in building a sense of national awareness of children. Keywords National awareness, elementary school students, community. Copyright c 2021 Amala Sundari, Dini Anggraeni Dewi Corresponding author Email amalasundari ISSN 2656-8063 Media Cetak DOI ISSN 2656-8071 Media Online 524 Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Reaktualisasi Kapabilitas Berbangsa dan Bernegara pada Siswa Sekolah Dasar – Amala Sundari, Dini Anggraeni Dewi DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 PENDAHULUAN Bagian sentral dari sistem pendidikan di Indonesia adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam hal itu, proses pendidikan kewarganegaraan direalisasikan dalam kurikulum dan pembelajaran pada seluruh jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi. Fungsi dan perananya dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, pendidikan kewarganegaraan seharusnya dirancang, dikembangkan, dilaksanakan, dan dievaluasi demi terlaksananya tujuan pendidikan nasional. Ketiga hal tersebut merupakan landasan dan kerangka pikir untuk melaksanakan mata kuliah/mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Proses pendidikan Kewarganegaraan mampu memberdayakan, membudayakan peserta didik dalam arti bahwa proses dan hasil pendidikan tersebut harus mampu memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses belajar untuk memperluas wawasan learning to know, belajar untuk membangun kemampuan melakukan sesuatu learning to do, belajar untuk hidup dan melakuakn kehidupan learning to be, dan belajar untuk hidup bernegara learning to live together UNESCO, 1996. Secara konseptual pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang difokuskan pada pengembangan pribadi dan pengembangan individu warga negara secara keseluruhan. Secara psikologis ranah sepantasnya dikembangkan melalui pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan Winataputra, 2003. Dalam konteks pembangunan bangsa dan karakter nation and character building pendidikan kewarganegaraan dalam arti luas memiliki kedudukan, fungsi, dan peran yang sangat penting. Pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk pendidikan karakter yang dikembangkan secara sistematis dan sistemik. Dalam konteks itu pendidikan kewarganegaraan tidak bisa dipisahkan dari kerangka kebijakan nasional pembangunan bangsa dan karakter Akbal, 2016. Penelitian ini penting dilakukan karena mengingat bahwasanaya kemampuan dalam berbangsa dan bernegara sangatlah fundamental bagi kelangsungan berkehidupan Bangsa Indonesia yang harus ditanamkan dimulai sejak dini pada anak usia sekolah dasar agar tumbuh kesadaran pada generasi muda mengenai pentingnya reaktualisasi sikap berbangsa dan bernegara. Dalam konteks tersebut pendidikan kewarganegaraan tidak bisa dijauhkan dari kerangka kebijakan nasional pembangunan karakter berbangsa dan bernegara diawali dari memperbaiki kemampuan masyarakat dalam memahami dan menaati hakikat dari norma dan hukum, mengembangkan kemampuan sikap positif terhadap makna dan nilai-nilai catatan panjang proklamasi, kemampuan pada upaya penegakan Hak Asasi Manusia HAM, juga kemampuan aktualisasi kemerdekaan mengemukakan pendapat di era saat ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk memaknai pehaman siswa sekolah dasar mengenai pengetahuan dan kemampuan kesadaran berbangsa dan bernegara dengan realitas siswa menjalankan kehidupan sehari-hari. Siswa Sekolah Dasar kelas tinggi yang terdapat di Kota Bogor dipilih sebagai target penelitian karena merupakan siswa yang memiliki kedisiplinan kesadaran berbangsa dan bernegara yang tinggi. Penelitian ini mengambil 15 siswa Sekolah Dasar kelas tinggi secara acak yang terdapat di Kota Bogor sebagai informan dalam proses pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu, peneliti melakukan observasi dan mengirimkan quisioner secara online melalui google form terhadap informan dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilaksanakan oleh siswa siswi Sekolah Dasar. Hasil pengumpulan data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan model skema analisis kualitatif. Data yang berhasil diperoleh kemudian divalidasi menggunakan pengumpulan data. 525 Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Reaktualisasi Kapabilitas Berbangsa dan Bernegara pada Siswa Sekolah Dasar – Amala Sundari, Dini Anggraeni Dewi DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan kondisi ketika seorang individu paham secara sadar serta mempunyai rasa tanggungjawab untuk bangsa dan negara yang disebabkan oleh suatu ikatan sebagai warga negara. Kesadaran berbangsa dan benegara merupakan suatu sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya, tumbuh rasa kesatuan, persatuan bangsa Indonesia, memiliki jiwa besar dan patriotisme serta memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara Rahayu et al., 2019. Kesadaran berbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia yang sudah dimulai diajarkan sedari dini berarti seorang warga negara menyadari bahwa ia hidup di dalam sebuah bangsa dan negara yang berasas Bhineka Tunggal Ika atau berbeda-beda namun tetap satu jua. Dengan memiliki rasa sadar warga negara akan menyadari bahwa ia hidup berdampingan dengan masyarakat yang memiliki beragam latar belakang suku, agama, ras, dan golongan sehingga butuh adanya penyesuaian agar dapat menjalin kehidupan secara berdampingan, rukun, dan damai. Pada penulisan ini menitik beratkan kepada empat aspek penting yang perlu dibahas dalam hal reaktualisasi kapabilitas berbangsa dan bernegara. Karena dirasa hal-hal tersebut sangat urgensi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ke empat hal tersebut diantaranya memahami dan menaati hakikat dari norma dan hukum, mengembangkan kemampuan sikap positif terhadap makna dan nilai-nilai catatan panjang proklamasi, kemampuan pada upaya perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia, juga kemampuan aktualisasi kemerdekaan mengemukakan pendapat di era saat ini. Menaati Norma-Norma yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara Norma lebih dikenal sebagai aturan dalam kehidupan manusia. Sesuai dengan sifatnya, norma perlu dipatuhi setip warga negara yang diberlakukan norma tersebut didalamnya. Secara etimologi, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu 'norm' yang artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman. Namun ada yang mengatakan, istilah norma berasal dari bahasa Latin, 'mos" yang artinya kebiasaan, tata kelakuan, ataupun adat istiadat. Sedagkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI norma merupakan aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai. Norma bisa diartikan juga sebagai ketentuan yang mengatur tingkah dan laku manusia dalam tatanan kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, semua masyarakat diharapkan untuk tetap menjunjung tinggi nilai norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Selain harus menaati norma hukum, kita juga harus menjunjung tinggi norma-norma yang lain, antara lain adalah Nilai norma agama, misalnya dengan menjalankan ajaran agama sebaik-baiknya. Misalnya, menunaikan salat lima waktu bagi umat muslin atau mengikuti menghadiri ibadah umat Kristiani setiap hari Minggu. Nilai norma kesopanan, seperti berlaku sopan terhadap orangtua, guru, atau teman-teman sebaya, bersikap, berbuat, berbicara, berpakaian, berjalan, makan, minum, hendaknya sesuai dengan norma-norma kesopanan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dan engamalkan tatakrama atau etika, baik di lingkungan keluarga, sekolah, atau di masyarakat umum. Adapun nilai norma kesusilaan, misalnya orang hendaknya menghindari perbuatan berbohong, menghina orang lain, memfitnah, membuat orang lain malu, menipu, atau melakukan penyimpangan seksual Nurdiman, 2009. Sikap Positif Terhadap Makna Dan Nilai-Nilai Proklamasi Sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, yang berabad panjangnya itu, didorong oleh kondisi penderitaan rakyat, yang jiwa atau semangatnya adalah Pancasila. Perjuangan itu mencapai titik puncaknya ketika Indonesia diproklamasikan. Sebagai warga negara seyogyanya wajib bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah menjadikan bangsa yang merdeka diatas penjajahan. Sebagai bangsa yang merdeka, 526 Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Reaktualisasi Kapabilitas Berbangsa dan Bernegara pada Siswa Sekolah Dasar – Amala Sundari, Dini Anggraeni Dewi DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 tentunya kita harus menggunakan hukum-hukum negara yang sudah disepakati bersama. Hukum serta adat colonial bangsa lain harus segera ditinggalkan. Oleh karena itulah, proklamasi kemerdekaan adalah dasar bagi berlakunya segala sistem peraturan atau ketentuan hukum Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan norma pertama dari tata hukum baru, yaitu tata hukum Indonesia. Arti Proklamasi bagi bangsa Indonesia adalah Proklamasi berarti pernyataan kebebasan, yaitu kebebasan kembali setelah berababad dibelenggu tangan penjajah, kebebasan dari kekangan dan penindasan bangsa asing, kebebasan dari kehidupan menderita di bawah kekuasaan bangsa lain. Proklamasi berarti kembali menjadi subjek, bukan jadi budak penjajah, dan pelayan bangsa asing. Proklamasi berarti kembali menjadi tuan, yaitu pemilik di rumah sendiri. Bangsa Indonesia dapat mengatur sendiri bangsa, negara dan tanah airnya, tanpa campur tangan bangsa asing. Bangsa Indonesia dapat menyelenggarakan sendiri kepentingan dirinya sendiri dan lagi untuk bangsa yang bukan bangsanya. Hal ini berarti bahwa Indonesia memegang nasibnya dalam tangannya sendiri dan ini berarti pula suatu tanggung jawab. Proklamasi berarti tanggung jawab, yaitu tanggung jawab terhadap bangsa dan tanah air. Kemerdekaan yang didapatkan oleh Indonesia bukan hasil pemberian, melainkan hasil perjuangan darah para pahlawan yang telah berkorban harta dan jiwa raganya demi bangsa dan negara. Sudah sepantasnya sebagai generasi penerus, kita perlu memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai positif perjuangan para pahlawan. Selain itu, sebagai masyarakat Indonesia juga harus mengamalkan nilai-nilai perjuangan para bapak pendiri bangsa The Founding Father dalam merumuskan konstitusi pertama. Nilai-nilai positif perjuangan para pahlawan yang patut teladani oleh masyarakat Indonesia antara lain sebagai sikap cinta tanah air atau patriotisme, dengan selalu memelihara lingkungan hidup dan kerusakan, sikap nasionalisme atau rasa kebangsaan, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa meskipun dengan kondisi kontur kebudayaan Indonesia yang amat beraneka ragam, sikap tenggang rasa, saling menghargai, dan saling menghormati, misalnya menghargai perbedaan pendapat atau perbedaan keyakinan, sikap bertanggung jawab dan perasaan senasib sepenanggungan dalam mengisi kemerdekaan, mahasiswa sebagai pionir perubahan harus memeberikan pergerakan dalam hal saling berempati dan peduli terhadap sesama manusia, serta sikap pantang menyerah dan tahan penderitaan,sebagai insan yang memiliki akal kita harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan terus berjuang dalam menjalankan berbagai krusial kehidupan. Upaya Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati yang melekat dan telah dimiliki pada diri manusia. Hak ini perlu dilindungi, dihormati, dan ditegakkan untuk peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan, serta keadilan. Dengan demikian, hak asasi manusia harus terus menjadi titik ukur dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Usaha menegakkan hak asasi manusia yang dilakukan oleh pemerintah dilakukan dengan banyak cara, di antaranya melalui peraturan yang dibuat, penegak hukum atau fasilitas, dan kesadaran hukum masyarakat. Penegakan hak asasi manusia dalam peraturan ada dalam UUD 1945. Selain itu, upaya penegakan hak asasi manusia dilakukan melalui penegakan hukum dan fasilitas. Contohnya adalah memberikan hukuman atau sanksi yang tegas kepada para pelanggar HAM. Selain itu, penegak hukumnya diberikan pembekalan tentang pentingnya hak asasi manusia. Adapun melalui penyediaan fasilitas oleh pemerintah sebagai wadah dalam penegakan hak asasi manusia adalah dengan membentuk berbagai komisi nasional yang menangani tentang hak asasi, seperti Komisi Nasional HAM, Komisi Nasional Perlindungan Anak, Komisi Perempuan, dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadapPerempuan. Adapun penegakan hak asasi melalui kesadaran masyarakat adalah dengan melakukan pembinaan atau pendidikan kesadaran tentang hak asasi di masyarakat. Salah satunya melalui pendidikan HAM di sekolah dan di luar sekolah. Dalam kehidupan sekolah, sebagai 527 Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Reaktualisasi Kapabilitas Berbangsa dan Bernegara pada Siswa Sekolah Dasar – Amala Sundari, Dini Anggraeni Dewi DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 siswa tidak boleh membeda-bedakan teman walaupun berbeda keadaannya. Hendaknya dalam bertindak selalu didasarkan atas asas persamaan harkat dan martabat manusia. Tindakan yang dimaksud antara lain memiliki sikap lapang dada, mengutamakan kepentingan orang banyak, menghargai pendapat orang lain, dan menunjukkan sikap tidak memaksakan kehendak atau pendapat kepada orang lain. Mengemukakan Pendapat Perwujudan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara salah satunya adalah kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum. Setiap warga negara berhak mengungkapkan gagasannya dengan secara tertulis ataupun lisan secara bebas dan bertanggung jawab. Menurut UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, kebebasan berpendapat berkaitan erat dan tidak terpisahkan dari hak untuk berkumpul, memprotes, dan menuntut perubahan. Hadirnya kebebasan menyampaikan pendapat merupakan bentuk perwujudan demokrasi didalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kebebasan menyampaikan pendapat ini dijamin oleh UUD 1945. Perbedaan pendapat dan pandangan tidak dilarang, apalagi dilenyapkan, tetapi perlu diatur agar perbedaan yang ada tidak menyebabkan perpecahan sosial di masyarakat. Dalam melaksanaan kemerdekaan, Pendapat yang diungkapkan di depan umum harus didasarkan pada 4 asas, diantaranya asas keseimbangan antara hak dan kewajiban, asas musyawarah dan mufakat, asas kepastian hukum dan keadilan, serta asas proporsionalitas keseimbangan. Keempat asas tersebut ialah landasan kebebasan yang bertanggung jawab dalam cara berpikir dan bertindak untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Bagi negara demokrasi, perbedaan pendapat adalah hal yang sudah lazim terjadi. Setiap penyampaian pendapat di muka umum dalam berbagai bentuk, yaitu aksi unjuk rasa, pawai, rapat umum, dan mimbar bebas, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Hal-hal tersebut diatas selaras dengan penelitian terdahulu yaitu kesadaran bela negara pada mahasiswa diwujudkan dalam bentuk cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan akan kesaktian Pancasila, rela berkorban untuk nusa dan bangsa, dan kemampuan awal bela negara Rahayu et al., 2019. Namun dalam penilitian yang penulis lakukan disini lebih berfokus kepada empat hal diantaranya memahami dan menaati hakikat dari norma dan hukum, mengembangkan kemampuan sikap positif terhadap makna dan nilai-nilai catatan panjang proklamasi, kemampuan pada upaya Perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia, juga kemampuan aktualisasi kemerdekaan mengemukakan pendapat di era saat ini. Keempat hal tersebut dirasa bahwasanya Siswa Sekolah Dasar sudah menyadari dnegan baik pentingnya mereaktualisasikan kemampuan berbangsa dan bernegara dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, setelah siswa mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan dengan baik dan benar diharapkan mereka akan menjadi warga negara Indonesia yang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan di tengah masyarakat melakukan transfer of learning proses pembelajaran, transfer of values proses pengejawantahan nilai-nilai dan transfer of principles proses pengalihan prinsip-prinsip demokrasi, HAM dan masyarakat madani dalam kehidupan nyataUbaedillah A & R, 2008. KESIMPULAN Pendidikan Kewarganegaraan yang humanis-partisipatoris diharapkan mampu menjadi tempat bagi penyemaian prinsip-prinsip demokrasi yang terintegrasikan dengan nilai-nilai budaya Indonesia yang bersumber dari Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa yang diimpikan dapat menjadi unsur utama pembentuk karakter berbangsa dan bernegara di Indonesia Nasution, 2016. Seluruh aspek kehidupan mulai dari orangtua, masyarakat dan juga tenaga pendidik memiliki peran penting dan harus ikut serta dalam 528 Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Reaktualisasi Kapabilitas Berbangsa dan Bernegara pada Siswa Sekolah Dasar – Amala Sundari, Dini Anggraeni Dewi DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 menumbuhkan kemampuan berbangsa dan bernegara pada anak-anak. Karena pada hakikatnya reaktualisasi sikap berbangsa dan bernegara harus ditanamkan sedari dini kepada generasi penurus Bangsa Indonesia ini, agar tidak adanya lagi penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai berbangsa dan bernegara kedepannya. Pendidikan Kewarganegaraan dapat menjadi sarana pertemuan beragam nilai dan prinsip yang bersumber dari luar dan pemikiran dan nilai-nilai Indonesia, yang diorientasikan untuk melahirkan sebuah sintesis kreatif yang dibutuhkan oleh Indonesia sebagai sebuah negara demokrasi baru yang bersendikan pada Pancasila. Untuk menjadi sebuah negara yang berdemokrasi, Indonesia dapat seiring dan sejalan dengan koridor penguatan wawasan kebangsaan yang diberikan kepada anak-anak berbasis pada memantik kemampuan berbangsa dan bernegara yang ditanamkan sedari dini Somantri, 1969. DAFTAR PUSTAKA Akbal, M. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembangunan Karakter Bangsa. Gadjah Mada University Press Bekerjasama Dengan LAN RI., 11, 485–493. Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama. 2012. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Badan Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI. Davidson, S. 2008. Hak Asasi Manusia. Pustaka Utama Grafiti. Effendi, A. M. 2006. Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia HAM , dan Proses Dinamika Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia HAKHAM. Ghalia Indonesia. El-Muthy, M. 2005. Hak Asasi Manusia dan Konstitusi Indonesia. Kencana Predia Media Grup. Nasution, A. R. 2016. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia melalui Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Jupiis Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 82, 201–212. NCCS. 1998. In Search of a Scope and Sequence for Social Studies dalam Social Education pp. 249–264. NCSS. Charting A Course Social Studies for the 21st Century. NationalCommission on Social Studies in the Schools. Nurdiman, A. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Kecakapan Berbangsa dan Bernegara B. Susilawati ed.. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Rahayu, M., Farida, R., & Apriana, A. 2019. Kesadaran Bela Negara Pada Mahasiswa. Epigram, 162, 175–180. Soemantri, S. 1969. Demokrasi Pancasila dan Implementasinya Menurut UUD 1945. Alumni. Somantri, N. 1969. Pelajaran Kewargaan Negara di Sekolah. IKIP Bandung. Tilaar, H. A. . 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan Pengantar Pedagogi Transformatif untuk Indonesia. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Ubaedillah A, & R, A. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi , Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Indonesian Center for Civic Education ICCE, 10. Winarno, D. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Aksara. Winataputra, U. S. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Psiko-pedagogis Untuk Mewujudkan Masyarakat Madani. Dirjen Dikti Depdiknas. Winataputra, U. S. 2008. Multi Kulturalisme-Bhineka Tunggal Ika dalam Perspektif Pkn Sebagai Wahana Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia dalam “Acta Civicus.” Pendidikan Kewarganegaraan, 2, 1. ... Di antara aspek penting yang perlu dilakukan reaktualisasi dalam kehidupan berbangsa berbangsa, yaitu memahami dan mentaati hakikat norma dan hukum, mengembangkan kemampuan sikap positif terhadap makna dan nilai-nilai proklamasi, kemampuan pada upaya perlindungan Hak Asasi Manusia, serta kemampuan kemerdekaan mengemukakan pendapat. Berkaitan dengan ketaatan pada norma dan hukum, maka semua masyarakat seharusnya tetap menjunjung tinggi nilai moral yang berlaku di msyarakat baik norma hukum, norma agama, norma kesopanan serta nilai kesusilaan Sundari & Dewi, 2021. ...Cantika Ardhiana NovitaAcynthia Ayu WilasitthaArtikel ini menjelaskan tentang Profesionalisme Akuntan Milenial Berkarakter Sadar Berbangsa dan Bernegara di Era Disrupsi. Pelaksanaan riset ini mempergunakan jenis penelitian deskriptif yang bermetodekan Systematic Literature Review. Hasil dari penelitian ini adalah dapat diketahui bahwa untuk menjadi seorang akuntan profesional yang mempunyai keunggulan kompetitiflah yang mampu bersaing dan memenangkan persaingan di era disrupsi saat ini. Terlebih lagi di dunia akuntan yang harus mengoptimalkan soft skill karena harus bersaing dengan ilmu teknologi yang semakin canggih. Karena kini hampir semua pekerjaan akuntan diambil alih oleh teknologi. Hal tersebut bukan menjadi sebuah hambatan untuk mundur, tetapi menjadi pendukung. Karena dengan teknologi, kini kinerja akuntan menjadi semakin cepat. Berjalan beriringan menuju masa depan akuntan yang penuh dengan inovasi-inovasi baru. Maka dari itu, sebagai seorang akuntan sangat diperlukan skill yang memadai dan tingkat pengetahuan teknologi yang tinggi agar tidak kalah dengan Nur JannahPutri Salma NRachmi Nursifa YahyaYayang Furi FurnamasariPendidikan kewarganegaraan dalam mewujudkan sekolah damai di tengah kehidupan masyarakat pluralis menjadikan suatu tantangan dan keberagaman dalam kehidupan yang diharapkan suatu bangsa dapatmewujudkan sikap saling menghargai dan memiliki keharmonisan hidup tanpa adanya konflik sosial dalam masyarakat yang pluralis. Tulisan ini bertujuan untuk membentuk karakter dan membangun kesadaran para generasi muda khususnya para siswa dan siswi dalam berbangsa dan bernegara di Sekolah. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif sebagai gambaran untuk memperoleh hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan sekolah damai. Menurut Suyanto dalam Zulnuraini pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan karakter yang tinggi di dalam kelas budi pekerti yang melibatkan tiga aktivitas yaitu kognitif cognitive, perasaan feeling, dan tindakan action dalam membangun serta menumbuhkan karakter yang baik untuk menjalankan kehidupan dalam bermasyarakatMinto RahayuRita Farida Asep AprianaKesadaran bela negara itu hakikatnya ialah kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Wujud bela negara ialah cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan kesaktian Pancasila, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mempunyai kemampuan awal bela negara. Metode penelitian yang digunakan ialah angket dengan analisis kuantitatif pada nilai mean. Kesadaran bela negara pada mahasiswa diimplemtasikan pada membuang sampah pada tempat yang disediakan, perlindungan dan keamanan bagi masyarakat sudah baik, taat beragama dengan sudah melaksanakan dan menjalankan ibadah dan menjaga kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, sadar telah membina diri saya sendiri agar dapat mandiri kelak, dan bangga kepada perjuangan para pahlawan. Namun ada kesadaran bela negara pada mahasiswa masih kurang yaitu turut menjaga keamanan lingkungan kampus, tidak cukup mewakili kampus dalam kegiatan olah raga dan seni, masih mengedepankan kepentingan pribadi dibadingkan kepentingan bangsa dan negara, cenderung memilih tidak memilih golput pada pemilu mendatang, dan kurang berminat menjadi anggota menwa atau tentara. Aulia Rosa NasutionPenulisan ini bertujuan untuk membahas urgensi pendidikan Kewarganegaraan Civic Education sebagai pendidikan karakter bangsa Indonesia melalui demokrasi, HAM dan masyarakat madani. Perubahan Indonesia menuju pada sistem demokrasi merupakan sesuatu yang tidak terelakkan lagi. Pasca jatuhnya rezim Orde Baru di bawah Presiden Soeharto yang lengser pada 21 Mei 1998, Indonesia mengalami proses pembentukan demokrasi meskipun berjalan setelah lebih dari 30 tahun Orde Baru berkuasa. Transisi Indonesia menaiki demokrasi menimbulkan banyak kecemasan dimana pada saat yang sama masyarakat masih cenderung melakukan penyelesaian konflik melalui cara-cara yang tidak demokratis, main hakim sendiri, memaksakan kehendak, dan praktik money politics sebagai cermin dari perilaku dan sikap yang bertolak belakang dengan demokrasi yang diperjuangkan oleh kalangarn reformis selama ini. Perkembangan ini tentu saja merupakan fenomena yang tidak kondusif bagi transisi Indonesia menuju demokrasi yang berkeadaban Democratic Civility. Seiring dengan perkembangan gelombang demokrasi ketiga, tuntutan dmokratisasi dalam praktik dan sosial pasca rezim Orde Baru menjadi salah satu agenda kelompok gerakan reformasi yang mana salah satu tuntutannya adalah memperbaharui kembali pendidikan kewarganegaraan Civic Education yang selama ini dirasakan tidak relevan dengan semangat reformasi. Di dalam mewujudkan demokrasi yang berkeadaban maka peranan pendidikan kewarganegaraan Civics Education dirasa sangat urgen dan mendesak sebagai pendidikan karakter bangsa Saripudin WinataputraBhinneka Tunggal Ika yang secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu merupakan ilustrasi dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural, dan sosial-kultural dibangun di alas keanekaragaman. etnis, bahasa, budaya, dll. Secara akademis, konsep bhinneka tunggal ika tersebut dapatdipahami dalam konteks konsep generik multiculturalism atau multikulturalisme. Dalam konteks itu, komitmen final tentang NKRI, Pembukaan UUD 1945 yang diterima secara konsisten dengan Pancasila di dalamnya, wawasan Nusantara yang mempersatukan wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke serta pengakuan kebudayaan Indonesia yang merajut puncak-puncak budaya dari semua etnis yang ada di Indonesia, merupakan indikasi yang kuat bahwa Indonesia tidak menganut konsep American's melting pot, atau Australia's ethnic selection, atau Malaysia's three ethnicity coexistence, atau Argentina's social cultrural assortment tetapi merupakan eclectic model dari Canada's cultural mosaic dengan konsepsi Bhinneka Tunggal Ika Mpu TantularPendidikan Kewarganegaraan dalam Pembangunan Karakter BangsaM AkbalAkbal, M. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembangunan Karakter Bangsa. Gadjah Mada University Press Bekerjasama Dengan LAN RI., 11, Asasi Manusia. Pustaka Utama GrafitiS DavidsonDavidson, S. 2008. Hak Asasi Manusia. Pustaka Utama Dimensi Hak Asasi Manusia HAM , dan Proses Dinamika Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia HAKHAMA M EffendiEffendi, A. M. 2006. Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia HAM , dan Proses Dinamika Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia HAKHAM. Ghalia A Course Social Studies for the 21st Century. NationalCommission on Social Studies in the SchoolsNcssNCSS. Charting A Course Social Studies for the 21st Century. NationalCommission on Social Studies in the Kewarganegaraan Kecakapan Berbangsa dan BernegaraA NurdimanNurdiman, A. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Kecakapan Berbangsa dan Bernegara B. Susilawati ed.. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Pancasila dan Implementasinya Menurut UUD 1945S SoemantriSoemantri, S. 1969. Demokrasi Pancasila dan Implementasinya Menurut UUD 1945. Kewargaan Negara di SekolahN SomantriSomantri, N. 1969. Pelajaran Kewargaan Negara di Sekolah. IKIP Bandung.
Kesadaranberbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia berarti seorang warga negara menyadari bahwa ia hidup di dalam sebuah bangsa dan negara yang berasas Bhineka Tunggal Ika atau berbeda-beda namun tetap satu jua. Dengan memiliki rasa sadar warga negara akan mengetahui bahwa ia hidup dengan masyarakat yang memiliki beragam latar belakang suku
1. mentaati peraturan2. tdk ada sesama4. menghormati nama baik6. berprestasi7, organisasi kesatuan pertama yaitu budi penjajah bersama dalam peristiwa 10 november kesadaran pentingnya belajar bagi anak perempuan tentang ilmu pengetahuan yang sama pada masa sekolah dan meneapkan hari pendidikan UUD yang meruppakan hasil kesepakatan dan kesadaran tata tertib
Diera globalisasi ini banyak tantangan bagi negeri kita, namun kesadaran berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Faktor-faktor pendukung kesadaran berbangsa dan bernegara sejak dini, yaknisosialisasi pendidikan kewarganegaraan di sekolah
Di zaman modern ini, masyarakat Indonesia, khususnya para kalangan anak-anak muda perlu memahami pentingnya membangun kesadaran yang kuat terkait praktik berbangsa dan bernegara. Namun sayangnya, masih banyak orang yang belum paham tentang pengertian sadar berbangsa dan bernegara. Sehingga nantinya dapat dipraktikkan secara langsung. Ditambah lagi, beberapa contoh kesadaran berbangsa dan bernegara yang akan kita bahas di bawah ini dapat dilakukan secara rutin. Sebenarnya, terdapat beberapa contoh aktivitas yang menunjukkan bagaimana kesadaran untuk berbangsa dan bernegara dapat dipraktikkan oleh semua orang. Bahkan, ada juga yang berhubungan dengan hal-hal sederhana seperti saat berdiskusi mengenai sesuatu dengan orang lain atau saat sedang melakukan gotong royong. Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang pengertian sadar berbangsa dan bernegara, contoh sikapnya, dan bagaimana cara menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian Sadar Berbangsa dan BernegaraCara Menumbuhkan Sikap Sadar Berbangsa dan Bernegara1. Aktif untuk Mengikuti Gerakan Pramuka2. Mengembangkan Wawasan Nusantara3. Donor Darah Sebagai Sikap Rela BerkorbanContoh Sikap Sadar Berbangsa dan Bernegara1. Menghargai Pendapat Orang Lain2. Menjaga Nama Baik3. Selalu Menjalankan Kewajiban4. Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila5. Meningkatkan Semangat Bhinneka Tunggal Ika6. Menjalani Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Sesuai UUD 19457. Melaksanakan Usaha Pertahanan Negara8. Sikap Gotong Royong9. Saling Menghormati Perbedaan10. Menampilkan Rasa Bangga Terhadap NKRISikap Menjaga Keutuhan NKRIKategori Ilmu EkonomiMateri Terkait Pengertian sadar berbangsa dan bernegara merupakan salah satu sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita serta tujuan bangsa Indonesia. Kesadaran berbangsa dan bernegara ini perlu kita tanamkan sedari masih kecil, yakni sejak masih di bangku sekolah dasar. Sebab, kesadaran tersebut perlu ditanamkan di tengah derasnya pengaruh globalisasi dan juga modernisasi yang tidak dapat dihindarkan. Di era globalisasi seperti sekarang ini, dimana informasi menyebar tanpa batas, banyak tantangan memang untuk negeri kita tercinta ini. Akan tetapi, kesadaran berbangsa dan bernegara sudah selayaknya masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama memberikan pemahaman untuk masyarakat, khususnya anak-anak muda. Pemerintah harus ikut serta bertanggung jawab dalam mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk masyarakatnya. Jika masyarakat bangsa Indonesia tidak mempunyai kesadaran berbangsa dan bernegara, maka hal itu merupakan bahaya besar untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana dapat mengakibatkan bangsa ini jatuh ke dalam kondisi yang parah bahkan jatuh terpuruk dari bangsa-bangsa lainnya yang sudah mempersiapkan diri dari berbagai gangguan yang muncul dari bangsa lain. Cara Menumbuhkan Sikap Sadar Berbangsa dan Bernegara Supaya tumbuh sikap sadar berbangsa dan bernegara, secara rutin kita perlu melakukan berbagai macam kegiatan bersama dengan anggota pelajar dan juga siswa, serta masyarakat. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menumbuhkan sikap sadar berbangsa dan bernegara, antara lain 1. Aktif untuk Mengikuti Gerakan Pramuka Kegiatan pramuka yang dilakukan di sekolah dan masyarakat, dapat mengajarkan para siswa untuk mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa yang sesuai dengan sila ketiga Pancasila yanki Persatuan Indonesia. Gerakan pramuka ini juga menjadi salah satu contoh perilaku yang menggambarkan semangat persatuan dan kesatuan. Dimana gerakan pramuka biasanya juga akan mengajarkan berbagai macam kegiatan untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Generasi muda wajib untuk menjunjung tinggi nilai persatuan bangsa tanpa memandang suku, ras, dan agama. Adapun contoh dari kegiatan pramuka yang memajukan pergaulan demi mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa yaitu perkemahan Sabtu-Minggu atau Persami. Secara nasional, kegiatan ini juga dilakukan secara menyeluruh dan diisi dengan berbagai macam kegiatan untuk memupuk cinta tanah air. 2. Mengembangkan Wawasan Nusantara Melalui wawasan nusantara ini, bangsa Indonesia ditempatkan di dalam kerangka satu kesatuan politik, budaya, sosial, dan juga pertahanan keamanan. Dengan demikian, bangsa Indonesia akan merasa satu, yakni senasib, sebangsa, sepenanggungan, dan setanah air, dan mempunyai satu tekad dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional. 3. Donor Darah Sebagai Sikap Rela Berkorban Cara menumbuhkan sikap sadar berbangsa dan bernegara yaitu melalui donor darah yang biasanya diadakan oleh Palang Merah Indonesia atau PMI. Dengan mendonorkan darah kita, maka kita sudah membantu sesama yang membutuhkan serta mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata. Donor darah merupakan salah satu tindakan pengambilan darah dengan volume tertentu melalui pembuluh darah. Dimana darah tersebut nantinya akan diproses oleh PMI dan digunakan sebagai pengganti darah kepada orang yang membutuhkan. Aktivitas yang satu ini adalah salah satu kewajiban bagi setiap masyarakat sebagai wujud kepedulian terhadap orang lain. Dengan mendonorkan darahnya, maka itu artinya kita sudah mengamalkan Pancasila, khususnya sila kedua dengan mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, melakukan kegiatan kemanusiaan, dan juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Contoh Sikap Sadar Berbangsa dan Bernegara Berikut ini adalah beberapa contoh sikap sadar berbangsa dan bernegara yang dapat kita jumpai di kehidupan sehari-hari, antara lain 1. Menghargai Pendapat Orang Lain Untuk jenis kegiatan pertama yang sangat cocok untuk dicoba secara langsung adalah dengan menghargai berbagai macam pendapat yang disampaikan oleh orang lain. Berbagai macam pendapat ini bisa kita temui dengan mudah di beberapa acara. Sehingga yang kita butuhkan adalah keyakinan dan juga ketekunan untuk mencobanya. Sekarang ini, masih ada banyak orang yang mudah merasa tersinggung atau bersikap berlebihan saat menemukan pendapat yang berbeda. Padahal, baik itu di kalangan keluarga ataupun masyarakat, sikap seperti ini menjadi salah satu hal yang penting demi menjaga hubungan yang baik. 2. Menjaga Nama Baik Berikutnya, contoh sikap dasar berbangsa dan bernegara lainnya yang dapat dilakukan setiap orang tapi khusus untuk kepentingan individu adalah dengan menjaga nama baik. Bentuk dari sikap sadar berbangsa dan bernegara ini bisa dilakukan dengan cara menjaga nama baik yang telah ada melalui setiap hal yang kita lakukan. Selain itu, jangan lupa untuk selalu menjaga setiap kalimat yang keluar dari mulut kita. 3. Selalu Menjalankan Kewajiban Tak kalah penting dari dua contoh di atas, ada pula contoh yang cukup menarik lainnya yakni hanya dengan menjalankan setiap kewajiban secara rutin dan benar. Setiap orang hanya perlu melakukan setiap kewajiban yang memang sudah kita miliki, baik di dalam lingkungan keluarga ataupun masyarakat. Bahkan, nantinya hanya dengan sikap ini, beberapa hak juga dapat dinikmati oleh masyarakat. 4. Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila Pancasila sebagai ideologi, dasar negara Indonesia, dan juga falsafah benar-benar menjadi pedoman hidup yang harus kita hayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara. Dengan mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila, maka keutuhan NKRI bisa terjaga. 5. Meningkatkan Semangat Bhinneka Tunggal Ika Semboyan bangsa Indonesia ini bisa menjadi pengikat kemajemukan yang ada di dalam masyarakat. Belajar untuk menerima kebhinekaan sebagai sebuah kenyataan merupakan wujud nyata dalam menjaga keutuhan NKRI dan menumbuhkan sikap sadar berbangsa dan bernegara dalam diri. 6. Menjalani Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Sesuai UUD 1945 Di dalam UUD 1945, sudah diatur secara jelas tentang hak dan kewajiban warga negara. Oleh sebab itu, apabila dijalankan dengan baik, maka hal itu akan menciptakan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang tertib dan aman. 7. Melaksanakan Usaha Pertahanan Negara Hal ini sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 yang menjelaskan tentang Pertahanan Negara. Dimana pertahanan negara merupakan usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan juga keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan juga gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. 8. Sikap Gotong Royong Hidup dengan kerukunan di dalam masyarakat dan mempunyai jiwa gotong royong menjadi bagian dari contoh sikap sadar berbangsa dan bernegara. Misalnya saja yaitu dengan berpartisipasi dalam membersihkan lingkungan dan saling menolong antar tetangga dan masyarakat lainnya. 9. Saling Menghormati Perbedaan Untuk contoh sikap sadar berbangsa dan bernegara yang satu ini dapat dilakukan oleh semua orang yakni hanya dengan menghormati setiap perbedaan yang ada. Kali ini tidak hanya perbedaan dalam penyampaian pendapat, tapi juga perbedaan perihal suku, ras, dan agama. Belum lagi terkait perbedaan profesi atau pendidikan seseorang. 10. Menampilkan Rasa Bangga Terhadap NKRI Jangan sampai hal ini dilewatkan begitu saja. Untuk bisa menunjukkan kesadaran terkait dengan hubungan berbangsa dan bernegara, setiap orang wajib menampilkan rasa bangga akan keberadaan NKRI. Rasa bangga ini bisa dimulai dengan tidak mengejek persoalan sejarah. Sikap Menjaga Keutuhan NKRI Di dalam kehidupan sehari-hari, terdapat tiga contoh dari sikap yang dapat kita terapkan dalam menjaga keutuhan NKRI, antara lain cinta tanah air, membina persatuan dan kesatuan bangsa dimanapun kita berada, serta sikap rela berkorban. Sikap cinta tanah ini bisa kita wujudkan dengan cara menjaga wilayah negara dari ancaman yang datang, baik itu dari dalam ataupun dari luar negeri. Selain itu, kita juga bisa menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, mengolah kekayaan alam yang ada dengan cara menjaga ekosistem untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat. Sementara untuk para pelajar, harus meningkatkan sikap rajin belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai jenis disiplin untuk diabdikan kepada negara. Selain itu, contoh sikap dengan membina persatuan dan kesatuan dimanapun kita berada dapat diwujudkan dengan cara menjalin kerjasama antar daerah, menjalin persahabatan antar suku bangsa, mempelajari berbagai macam kesenian dari daerah lain, memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa, mengerti dan juga merasakan kesedihan serta penderitaan orang lain, dan tidak mudah marah atau menyimpan dendam. Kita juga harus menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan agama, ras, suku, dan juga golongan. Sikap menjaga keutuhan NKRI yang ketiga yaitu rela berkorban yakni kesediaan dan juga keikhlasan memberikan sesuai yang kita miliki untuk orang lain, meskipun akan menimbulkan penderitaan untuk diri sendiri. Demikian penjelasan mengenai pengertian sadar berbangsa dan bernegara beserta contoh dan cara menerapkannya. Buat Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang pengertian sadar berbangsa dan bernegara lainnya, kamu bisa mengunjungi untuk mendapatkan buku-buku terkait. Sebagai SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Yadimengatakan, sosialisasi 4 pilar kebangsaan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya dari wakil rakyat untuk menguatkan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi di dapil Jawa Barat II khususnya Kabupaten Bandung, ia pun menjelaskan. 03 Aug 2022
Kandangan, Antaranews Kalsel - Badan Penanggulangan Bencana Kesatuan Bangsa dan Politik PB Kesbangpol Kabupaten Hulu Sungai Selatan HSS menggelar Penyuluhan Pendidikan Bela Negara PPBN bagi pelajar SLTA se Kabupaten Hulu Sungai dibuka Wakil Bupati HSS H Ardiansyah di Pendopo Wakil Bupati diikutipelajar dari berbagai SLTA di Pelaksa H Murhan menyatakan, acara PPBN tersebut untuk mendorong dan menumbuhkembangkan sikap seluruh komponen masyarakat agar dapat memaknai lebih mendalam akan hak dan kewajiban sebagai warga tersebut diwujudkan dengan menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dan cinta kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasilasebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal bela Bupati HSS H Ardiansyah dalam kesempatan tersebut berpesan kepada seluruh peserta, agar dapat mengikuti kegiatan dengan sebaik-sebaiknya."Semoga para peserta dapat memperoleh informasi yang akurat tentang pendidikan pengetahuan bela negara sehingga nantinya menjadi pelopor dan penyebar informasi kepada seluruh masyarakat di Kabupaten HSS," harap dia, bela negara merupakan sikap dan perilaku bagaimana mencintai negara sesuai dengan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara yang syarat-syaratnya diatur dalam spektrum bela negara sangat luas, banyak peran yang bisa dilakukan untuk bela negara."Sebagai pelajar, banyak hal yang sangat sedehana untuk bela negara, misalnya taati peraturan lalu lintas, taat dan patuh kepada orang tua, serta para guru di sekolah," mencontohkan hal yang sederhana, jika semua pelajar pada saat yang bersamaan tidak menaati peraturan lalu lintas saat sedang berada di jalan raya, besar kemungkinan akan terjadi bela negara bagi para pegawai yaitu dengan bekerja sesuai porsi dan tugas masing-masing, selain itu, bertindak dan bersikap sesuai etika dan norma yang hadir, Kepala Badan PB Kesbangpol Kabupaten HSS H M Yusuf Effendy, Kasat Binmas Polres HSS Iptu H M Yusuf, para guru Pendamping Siswa, dan ratusan pelajar dari berbagai SLTA di Kabupaten HSS.
PBE8. 760yrznrie.pages.dev/472760yrznrie.pages.dev/493760yrznrie.pages.dev/203760yrznrie.pages.dev/143760yrznrie.pages.dev/330760yrznrie.pages.dev/408760yrznrie.pages.dev/270760yrznrie.pages.dev/64
kesadaran berbangsa dan bernegara bagi siswa