SekolahMenengah Pertama terjawab di bawah ini yang bukan termasuk unsur penyebab terjadinya kecelakaan adalah a.Unsur manusia b.Unsur mesin c.Unsur keberuntungan d.Unsur lingkungan e.Keadaan tempat kerja Iklan Jawaban 4.4 /5 40 Amanda8755 Jawaban: C. Unsur keberuntungan yakin nih? keberuntungan juga bisa, sih. C or D? C, apa itu unsur mesin? BELAJAR K3 INDONESIA Safety Online Learning BELAJAR K3 INDONESIA Safety Online Learning Referensi SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NO. KEP. 84/BW/1998 Tentang CARA PENGISIAN FORMULIR LAPORAN DAN ANALISIS STATISTIK KECELAKAAN SUMBER KECELAKAAN Sumber kecelakaan pada dasarnya adalah sebagai berikut Mesin mesin pons, mesin press, gergaji, mesin bor, mesin tenun, dan lain-lain. Penggerak mula dan pompa motor bakar, pompa angin/kompressor, pompa air, kipas angin, penghisap udara, dan lain-lain. lift lift untuk orang atau barang baik yang digerakkan dengan tenaga uap, listrik, hydraulik, dan lain-lain. Pesawat angkat keran angkat, derek, dongkrak, takel, lir, dan lainlain. Conveyor ban berjalan, rantai berjalan, dan lain-lain. Pesawat angkut lori, forklift, gerobag, mobil, truck, cerobong penghantar, dan lain-lain. Alat transmisi mekanik rantai, pulley, dan lain-lain. Perkakas kerja tangan pahat, palu, pisau, kapak, dan lain-lain. Pesawat uap dan bejana tekan ketel uap, bejana uap, pemanas air, pengering uap, botol baja, tabung bertekanan, dan lian-lain. peralatan listrik motor listrik, generator, transformator, ornamen listrik, zakering, sakelar, kawat penghantar, dan lain-lain. Bahan kimia bahan kimia yang mudah meledak, atau menguap, beracun, korosif, uap logam, dan lain-lain. Debu berbahaya debu yang mudah meledak, debu organik, debu anorganik seperti debu asbes, debu silika, dan lain-lain. Radiasi dan bahan radioaktif radium, cobalt, sinar ultra, sinar infra, dan lain-lain. Faktor lingkungan contoh iklim kerja, tekanan udara, geteran, bising, cahaya, dan lain-lain. Bahan mudah terbakar dan benda panas lak. Film. Minyak, kertas, kapuk, uap, dan lain-lain. Binatang serangga, cacing, binatang buas, bakteri, dan lain-lain. Permukaan lantai kerja lantai, bordes, jalan, peralatan, dan lainlain. Lain-lain perancah, tangga, peti, kaleng, sampah, benda kerja, dan lain-lain. TIPE KECELAKAAN Type kecelakaan pada dasarnya adalah sebagai berikut Terbentur pada umumnya menunjukan kontak atau persinggungan dengan benda tajam atau benda keras yang mengakibatkan tergores, terpotong, tertusuk, dan lain-lain. Terpukul pada umumnya karena yang jatuh, meluncur, melayang, bergerak, dan lain-lain. Tertangkap pada, dalam dan diantara benda terjepit, tergigit, tertimbun, tenggelam, dan lain-lain. Jatuh dari ketinggian yang sama. Jatuh dari ketinggian yang berbeda. Tergelincir. Terpapar pada umumnya berhubungan dengan temperatur, tekanan udara, getaran, radiasi, suara, cahaya, dan lain-lain. Penghisapan, penyerapan menunjukan proses masuknya bahan atau zat berbahaya ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan ataupun kulit dan yang pada umumnya berakibat sesak nafas, keracunan, mati lemas, dan lain-lain. Tersentuh aliran listrik. Dan lain-lain. KONDISI YANG BERBAHAYA Dari beberapa teori tentang faktor penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya adalah kondisi yang berbahaya diantaranya adalah Pengamanan yang tidak sempurna sumber kecelakaan tanpa alat pengaman, atau dengan alat pengaman yang tidak mencukupi atau rusak atau tidak berfungsi, dan lain-lain. Peralatan/bahan yang tidak seharusnya mesin, pesawat, peralatan atau bahan yang tidak sesuai atau berbeda dari keharusan, faktor lainnya dan lain-lain. Kecacatan, ketidaksempurnaan kondisi atau keadaan yang tidak semestinya, misalnya kasar, licin, tajam, timpang, aus, retak, rapuh, dan lain-lain. Pengaturan prosedur yang tidak aman pengaturan prosedur yang tidak aman pada atau sekitar sumber kecelakaan, misalnya penyimpanan, peletakan yang tidak aman, di luar batas kemampuan, pembebanan lebih, faktor psikososial, dan lain-lain. Penerapan tidak sempurna kurang cahaya, silau, dan lain-lain. Ventilasi tidak sempurna pergantian udara segar yang kurang, sumber udara segar yang kurang, dan lain-lain. Iklim kerja yang tidak aman suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kelembaban udara yang berbahaya, faktor biologi, dan lain-lain. Tekanan udara yang tidak aman tekanan udara yang tinggi dan yang rendah, dan lain-lain. Getaran yang berbahaya getaran frekuensi rendah, dan lain-lain. Bising suara yang intensitasnya melebihi nilai ambang batas. Pakaian, kelengkapan yang tidak aman sarung tangan, respirator, kedok sepatu keselamatan, pakaian kerja, dan lain-lain, tidak tersedia atau tidak sempurna/cacat/rusak, dan lain-lain. Kejadian berbahaya lainnya bergerak atau berputar terlalu lambat, peluncuran benda, ketel melendung, konstruksi retak, korosi, dan lain-lain. TINDAKAN YANG BERBAHAYA Dari beberapa teori tentang faktor penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya adalah kondisi yang berbahaya diantaranya adalah Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa mengamankan, lupa memberi tanda/peringatan. Bekerja dengan kecepatan berbahaya. Membuat alat pengaman tidak berfungsi melepaskan, mengubah, dan lain-lain. Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa peralatan Memuat, membongkar, menempatkan, mencampur, menggabungkan dan sebagainya dengan tidak aman proses produksi. Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak aman ergonomi. Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya misalnya membersihkan, mengatur, memberi pelumas, dan lain-lain. Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono/dakar, mengagetkan, dan lain-lain. Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan. Lain-lain Have a nice learning with us Semoga bermanfaat, Copyright All rights reserved 2023 Bagikan halaman ini ke teman More learning Visit our home
3 Dibawah ini yang bukan termasuk unsur penyebab terjadinya kecelakaan a. Unsur manusia b. Unsur mesin c. Unsur keberuntungan d. Unsur lingkungan e. Keadaan tempat kerja 4. Kemampuan yang kurang dan konsentrasi yang kurang termasuk penyebab kecekakaan karena unsur a. Lingkungan b. Manusia c. Mesin d. Teman kerja e. Tempat kerja 5.
ilustrasi ADHD. - Beberapa perilaku yang ditunjukkan oleh bayi, kadang membuat orangtua bingung. Hal ini terutama ketika anak menunjukkan perilaku yang tidak wajar dibanding anak lain seusianya. Salah satu kekhawatiran orangtua terkait perilaku tak biasa pada anak ini adalah ketakutan terjadinya ADHD pada buah hati. Hal ini terutama ketika ada riwayat ADHD yang memang muncul di keluarga. Munculnya kekhawatiran ini cukup berdasar. Walau sebagian besar kasus ADHD baru bisa didiagnosis pada usia sekolah dasar, penelitian menunjukkan bahwa tanda-tanda ADHD sebenarnya sudah tampak pada usia dini bahkan ketika masih bayi. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah sebuah gangguan perkembangan saraf yang sangat umum terjadi pada anak. Biasanya gangguan ini mulai dapat dikenali pada masa kanak-kanak dan bisa berkembang hingga dewasa. Sayangnya, kondisi ini mungkin lebih sulit dikenali pada saat anak masih bayi. Dilansir dari Verywell Mind, ADHD merupakan kondisi yang ditunjukkan berupa kondisi hiperaktif, perilaku impulsif, serta ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau memperhatikan sesuatu. Perilaku ini bisa muncul di usia anak-anak dan bisa memengaruhi performa di sekolah, hubungan, serta fungsi tubuh sehari-hari. Diagnosis terhadap ADHD cukup sulit dilakukan pada anak berusia di bawah empat tahun. Pasalnya, pada usia ini masih terdapat banyak perubahan dan perkembangan pada anak. Walau begitu, penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2019 di jurnal European Child & Adolescent Psychiatry menemukan bahwa tanda ADHD bisa mulai muncul pada saat balita. Bahkan tanda-tanda ADHD ini juga bisa mulai tampak sejak usia yang lebih dari 4 halaman Gejala ADHD pada Bayi Karena ADHD biasanya baru tampak pada usia di atas tidak ada kriteria bagaimana sesungguhnya gejala dan tanda ADHD pada bayi. Walau begitu, terdapat sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa bayi mungkin mengalami ADHD di masa mendatang sebagai berikut - Temperamen bayi yang lebih sulit diatur atau ditenangkan- Bayi mungkin menunjukkan kemampuan bicara yang lebih lambat terutama antara usia 9 hingga 18 bulan- Bayi mungkin menunjukkan tanda keterlambatan motorik antara usia 9 hingga 18 bulan- Kamu mungkin menganggap bayimu rewel, merepotkan, atau sulit diurus Ketika usia bayi semakin bertambah, terdapat gejala lain yang mungkin menunjukkan bahwa mereka mengalami ADHD sebagai berikut - Anak kesulitan berkonstrasi dan fokus- Anak hiperaktif dan tidak bisa berhenti bergerak- Anak lebih impulsif dibanding anak lain dengan usia yang sama 3 dari 4 halaman Penyebab dan Faktor Risiko ADHD biasanya tidak disebabkan oleh hanya satu penyebab saja. Terkumpulnya beragam faktor bisa jadi penyebab anak mengalami ADHD. Sejumlah penyebab dan faktor risiko ADHD pada anak adalah Genetik ADHD biasanya diturunkan dalam riwayat keluarga, sehingga genetik memiliki peran. Sebagai contoh, jika kamu memiliki anak dengan ADHD, terdapat 25 persen peluang bahwa salah satu dari orangtua juga memilikinya. Jika satu anak memilikinya, besar kemungkinan bahwa saudara yang lain juga memilikinya. Fungsi Otak Bagian otak secara berbeda mengontrol kemampuan kita untuk fokus dan memerhatikan sesuatu. Seseorang dengan ADHD mungkin menunjukkan fungsi yang lebih rendah pada bagian otak ini. Cedera Kepala Terjadinya cedera kepala yang signifikan pada anak bisa menyebabkan diagnosis ADHD ini. 4 dari 4 halaman Hal Lain yang Bisa Menyebabkan Kondisi Prematur serta Lingkungan Sebelum Kelahiran Hal yang terjadi selama kehamilan dan persalinan bisa meningkatkan risiko ADHD pada anak. Orangtua yang mengonsumsi alkohol atau merokok cenderung lebih berisiko membuat anak mereka mengalami ADHD. Bayi yang lahir prematur mengalami peningkatan risiko mengalami kondisi ini juga. Paparan Racun Pada kasus langka, paparan racun pada lingkungan sekitar anak bisa meningkatkan risiko ADHD pada anak. Sementara itu, alergi makanan, pewarna makanan, serta gula bukan faktor yang bisa meningkatkan risiko ADHD. Secara umum, bayi tidak akan didiagnosis dengan ADHD walau sudah tampak sejumlah tanda. Hal ini terjadi karena pada masa-masa awal kehidupan, bayi cenderung mengalami banyak perubahan. Sejumlah gejala seperti rewel, menangis, dan lain sebagainya pada bayi juga mungkin menghilang setelah usia bertambah. Walau begitu, sejumlah gejala awal yang muncul patut menjadi perhatian orangtua dan perlu ditangani secara serius. [RWP]Baca jugaGejala ADHD pada Anak dan Penyebabnya, Orang Tua Wajib TahuBekali Anak dengan Mie Goreng dan Nasi, Apa yang Harus Disiapkan?Orangtua Perlu Tahu, Ini Kondisi Demam Pascaimunisasi yang Perlu DikhawatirkanKenali Penyebab Munculnya Stres dan Kecemasan pada AnakAnak Juga Bisa Alami Stres dan Kecemasan, Ini Gejala yang Perlu Diketahui Orangtua Berikutini adalah penyebab terjadinya kecelakaan kerja secara umum: · Adanya kondisi berbahaya yaitu kondisi yang tidak aman dari peralatan / media elektronik, bahan, lingkungan kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan cara kerja.
3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja yang Patut Diwaspadai Skip to content 3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja yang Patut Diwaspadai 3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja yang Patut Diwaspadai Setiap pekerjaan yang digeluti tentunya memiliki risiko. Termasuk juga resiko akan kecelakaan kerja. Apabila kondisi tersebut terjadi maka dapat mengakibatkan kerugian terhadap berbagai pihak, baik itu pemilik bisnis maupun pekerja yang bersangkutan. Lantas apa saja faktor penyebab kecelakaan kerja ini yang patut untuk diwaspadai ? Berikut simak ulasan selengkapnya. 1. Faktor Alam Faktor alam bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Dimana faktor satu ini sesuai dengan namanya, berasal dari alam atau lingkungan sekitar tempat suatu pekerjaan berlangsung. Beberapa yang termasuk sebagai faktor alam penyebab kecelakaan kerja di antaranya yaitu gempa bumi, banjir, hingga puting beliung. Faktor alam termasuk sebagai faktor yang paling sulit untuk diprediksi, bahkan akibatnya bisa cukup fatal, mulai dari kerugian secara materi hingga merenggut korban jiwa. Maka dari itu, sarana dan prasarana yang ada harus diperhitungkan dengan baik. Misalnya untuk meminimalisir kerugian lebih besar dari gempa bumi, maka bangunan kantor dibuat sekokoh mungkin agar tidak mudah roboh. Terlebih jika perusahaan dibangun dekat dengan area yang sering terjadi gempa bumi, rawan banjir, atau lainnya yang memperkuat faktor penyebab kecelakaan kerja. Maka dari itu, apabila belum cukup mampu untuk mendesain tempat kerja sedemikian rupa untuk meminimalisir risiko yang ada, maka sebaiknya mencari lokasi lain yang jauh lebih aman. Baca Juga Cara Mengantisipasi Kecelakaan Kerja 2. Faktor Teknis Faktor teknis merupakan segala hal yang ada kaitannya dengan penggunaan sumber daya pada suatu proses produksi, yang mana tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dalam sebuah usaha. Salah satu yang termasuk sebagai faktor teknis yaitu kondisi peralatan yang digunakan dalam operasional. Kondisi peralatan termasuk sebagai faktor teknis yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja, lantaran semua mesin maupun peralatan kerja pada dasarnya memang mengandung bahaya. Misalnya saja karena mesin mesin ini bergerak, berputar, bergesekan, atau lainnya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dalam pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan pelindung untuk operator mesin agar tidak membahayakannya. Selain itu, faktor penyebab kecelakaan kerja lainnya yang termasuk ke dalam faktor teknis diantaranya yaitu tempat kerja seperti ventilasi udara, ukuran ruang, penerangan, hingga bahan serta peralatan yang bergerak lainnya dalam tempat kerja juga penting untuk diperhatikan. 3. Faktor Non Teknis Jika faktor teknis langsung berkaitan dengan suatu usaha, maka faktor non teknis merupakan faktor faktor lainnya yang berpengaruh secara tidak langsung pada keberhasilan usaha. Dalam hal ini, yang termasuk sebagai faktor non teknis di antaranya yaitu kemampuan pekerja yang kurang, keterampilan yang kurang, dan ketidaktahuan mengenai operasional usaha. Jadi faktor satu ini umumnya lebih berkaitan dengan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan. Sehingga penting sekali untuk melakukan training terlebih dahulu terhadap setiap karyawan yang ada, agar terhindar dari bahaya faktor non teknis tersebut. Terlebih jika pekerja ini berkaitan dengan penggunaan suatu mesin atau alat produksi karena dengan ketidaktahuan serta kemampuan dan keterampilan yang kurang, maka pengoperasian mesin produksi bisa membahayakan nyawa. Di samping itu, faktor penyebab kecelakaan kerja dalam hal ini juga berkaitan dengan karakter seseorang yang suka bermain main ketika bekerja. Ini juga termasuk bagaimana seseorang enggan untuk menggunakan peralatan keselamatan. Baca Juga Mengetahui Apa Saja Dasar-dasar K3 Itulah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja terjadi dalam perusahaan. Tentu setiap faktor ini perlu diperhatikan dan tidak boleh disepelekan, agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Selain itu, penting untuk memiliki prosedur kerja yang jelas dan dilaksanakan dengan baik oleh pemilik usaha maupun setiap karyawan di perusahaan terkait. Pastikan diri Anda aman dan terlindungi dengan asuransi kecelakaan diri Garda Me. Related Posts
Dilansirdari Ensiklopedia, dibawah ini yang bukan termasuk kedalam faktor penyebab dari terjadinya konflik yaitu Perbedaan Fisik. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Perbedaan Individu adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan. Menurut WHO 1984, kecelakaan lalu lintas adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang sedikitnya diakibatkan oleh satu kendaraan yang menyebabkan cedera, kerusakan, atau kerugian pada pemiliknya atau korban. Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sulit untuk diprediksi kapan dan dimana terjadinya. Kecelakaan tidak hanya mengakibatkan trauma, cidera, ataupun kecacatan, tetapi juga dapat mengakibatkan kematian. Kasus kecelakaan sulit diminimalisasi dan cenderung meningkat seiring pertambahan panjang jalan dan banyaknya pergerakan dari kendaraan. Kecelakaan lalu lintas tidak terjadi secara kebetulan, namun diakibatkan oleh beberapa faktor penyebab kecelakaan yang harus dianalisis supaya tindakan korektif dan upaya preventif pencegahan kecelakaan lalu lintas dapat dilakukan. Kecelakaan lalu lintas dapat diakibatkan dari situasi-situasi konflik antara pengemudi dengan lingkungan, dimana pengemudi melakukan tindakan menghindari sesuatu atau rintangan sehingga kemungkinan dapat menyebabkan tabrakan atau kecelakaan lalu lintas. Jenis-jenis Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Kecelakaan lalu lintas ringan, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan kendaraan dan/atau barang. Kecelakaan lalu lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang. Kecelakaan lalu lintas berat, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat. Menurut Ditjen Hubdat 2006, berdasarkan jumlah kendaraan yang terlibat, kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi dua jenis, yaitu Kecelakaan tunggal, yaitu kecelakaan yang hanya melibatkan satu kendaraan bermotor dan tidak melibatkan pemakai jalan lain, contohnya seperti menabrak pohon, kendaraan tergelincir, dan terguling akibat ban pecah. Kecelakaan ganda, yaitu kecelakaan yang melibatkan lebih dari satu kendaraan atau kendaraan dengan pejalan kaki yang mengalami kecelakaan di waktu dan tempat yang bersamaan. Berdasarkan jenis tabrakan yang terjadi, kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu Angle Ra, tabrakan antara kendaraan yang bergerak pada arah yang berbeda, namun bukan dari arah berlawanan. Rear-End Re, kendaraan menabrak dari belakang kendaraan lain yang bergerak searah. Sideswipe Ss, kendaraan yang bergerak menabrak kendaraan lain dari samping ketika berjalan pada arah yang sama, atau pada arah yang berlawanan. Head-On Ho, tabrakan antara kendaraan yang berjalan pada arah yang berlawanan tidak sideswipe. Backing, tabrakan secara mundur. Dampak Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas, dampak kecelakaan lalu lintas dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Meninggal dunia, adalah korban kecelakaan yang dipastikan meninggal dunia sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut. Luka berat, adalah korban kecelakaan yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. Suatu kejadian digolongkan sebagai cacat tetap jika sesuatu anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuh atau pulih untuk selama-lamanya. Luka ringan, adalah korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang tidak memerlukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah sakit dari 30 hari. Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Kecelakaan lalu lintas umumnya terjadi karena berbagai faktor secara bersama-sama, seperti pelanggaran atau tindakan tidak hati-hati para pengguna jalan pengemudi kendaraan bermotor dan pejalan kaki, kondisi jalan, kondisi kendaraan, cuaca dan jarak pandang. Menurut Austroads 2002, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas, yaitu sebagai berikut a. Faktor manusia human factors Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan. Manusia menggunakan jalan sebagai pejalan kaki dan pengemudi kendaraan. Pejalan kaki tersebut menjadi korban kecelakaan dan dapat juga menjadi penyebab kecelakaan. Pengemudi kendaraan merupakan penyebab kecelakaan yang utama, sehingga paling sering diperhatikan. Hampir semua kejadian kecelakaan diawali dengan pelanggaran aturan lalu lintas. Tidak sedikit jumlah kecelakaan yang terjadi di Jalan raya diakibatkan karena ulah pengemudi, mulai dari mengendarai dalam keadaan kelelahan, mengantuk, tidak menggunakan helm atau sabuk pengaman saat berkendara, bermain hand-phone saat berkendara, mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi, dan lain sebagainya. Terdapat perbedaan demografis di tingkat kecelakaan. Sebagai contoh, meskipun kaum muda cenderung memiliki waktu reaksi yang baik, hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku dan sikap mereka labih beresiko dan dapat menempatkan mereka dalam situasi yang lebih berbahaya terhadap pengguna jalan lainnya. Pengemudi yang lebih tua dengan reaksi lambat dimungkinkan terlibat dalam kecelakaan lebih banyak, tapi ini belum terjadi karena mereka cenderung untuk melambatkan kendaraan dan lebih hati-hati. b. Faktor kendaraan vehicle factors Kendaraan bermotor sebagai hasil produksi suatu pabrik, telah dirancang dengan suatu nilai faktor keamanan untuk menjamin keselamatan bagi pengendaranya. Kendaraan harus siap pakai sehingga harus dipelihara dengan baik agar semua bagian mobil berfungsi dengan baik, seperti mesin, rem kemudi, ban, lampu, kaca spion, dan sabuk pengaman. Kecelakaan Lalu Lintas tidak lepas dari faktor kendaraan. Faktor kendaraan yang mengakibatkan sering terjadinya kecelakaan antara lain rem tidak berfungsi sebagaimana mestinya rem blong, pecah ban, kondisi mesin yang tidak baik, kondisi kendaraan yang sudah tidak layak pakai, dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan yang berimplikasi pada kecelakaan lalu lintas sangat erat hubungannya dengan teknologi yang digunakan dan perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan. c. Faktor kondisi jalan dan alam Faktor kondisi jalan dan kondisi alam juga berpengaruh sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas. Kondisi jalan yang rusak dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Begitu juga tidak berfungsinya marka, rambu, dan alat pemberi isyarat lalu lintas APILL dengan optimal juga dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Ahli jalan raya dan ahli lalu lintas merencanakan jalan dan aturan-aturannya dengan spesifikasi standar yang dilaksanakan secara benar dan perawatan secukupnya supaya keselamatan transportasi jalan dapat terwujud. Hubungan lebar jalan, kelengkungan, dan jarak pandang memberikan efek besar terjadinya kecelakaan. Kondisi jalan dan lingkungan juga sangat mempengaruhi tingkat kecelakaan yang terjadi di Jalan raya. Faktor jalan sebagai sarana lalu lintas terkait dengan kondisi permukaan jalan, pagar pembatas di jalan raya, kondisi jalan berlubang, licin, rusak, dan tidak merata. Kondisi ini tidak lepas dari bahan material yang digunakan untuk membangun jalan tersebut, dan diperparah dengan banyak nya angkutan besar seperti truk yang sering mengangkut muatan yang melebihi batas. Faktor lingkungan atau cuaca juga dapat mempengaruhi kinerja kendaraan, semisal keadaan jalan menjadi semakin licin, asap dan kabut juga mengganggu jarak pandang, terlebih apabila berada di jalan-jalan daerah pegunungan. Hal ini sangat berdampak pada terjadinya kecelakaan. d. Peraturan perundang-undangan Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan mobilitas sosial masyarakat. Sehingga negara merasa penting untuk mengaturnya sesuai dengan perkembangan zaman agar hak-hak warga negara dalam kegiatan Lalu lintas dan Angkutan Jalan tetap terjaga dan terjamin. Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya merupakan produk hukum yang menjadi acuan dasar dan utama yang mengatur segala bentuk aspek lalu lintas dan angkutan jalan di Indonesia. Undang-undang ini merupakan penyempurnaan dari undang-undang sebelumnya yaitu Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya yang mana Undang-undang ini dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi, perubahan lingkungan strategis, dan kebutuhan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan saat ini sehingga perlu diganti dengan undang-undang yang baru. UU Nomor 14 tahun 1992 ini berlaku selama 18 tahun, kemudian regulasi tentang UU lalu lintas diperbaharui pada tahun 2009. Perhitungan Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Hermariza 2008, gambaran mengenai tingkat keselamatan lalu lintas pada suatu ruas jalan, daerah, atau negara tertentu, dibutuhkan indikator keselamatan lalu lintas jalan. Indikator ini biasanya diperbandingkan dalam suatu kurun waktu tertentu, misalnya 5 atau 10 tahun. Daerah atau lokasi yang sering terjadi kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tertinggi, resiko kecelakaan tertinggi dan potensi kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan. Daerah rawan kecelakaan ini dapat diidentifikasi pada lokasi jalan tertentu blackspot maupun pada ruas jalan tertentu blacksite. Blackspot adalah jumlah kecelakaan selama periode tertentu melebihi suatu nilai tertentu, tingkat kecelakaan atau accident rate per-kendaraan untuk suatu periode tertentu melebihi suatu nilai tertentu, jumlah kecelakaan dan tingkat kecelakaan, keduanya melebihi nilai tertentu, dan tingkat kecelakaan melebihi nilai kritis. Sedangkan Blacksite adalah jumlah kecelakaan melebihi suatu nilai tertentu, jumlah kecelakaan per-km melebihi suatu nilai tertentu, dan tingkat kecelakaan atau jumlah kecelakaan per-kendaraan melebihi nilai tertentu Maya, 2011. Menurut Dwiyogo dan Prabowo 2006, lokasi rawan kecelakaan lalu lintas adalah lokasi tempat sering terjadi kecelakaan lalu lintas dengan tolak ukur tertentu, yaitu ada titik awal dan titik akhir yang meliputi ruas penggal jalur rawan kecelakaan lalu lintas atau simpul persimpangan yang masing-masing mempunyai jarak panjang atau residu tertentu. Ruas jalan di dalam kota ditentukan maksimum 1 satu km dan di luar kota ditentukan maksimum 3 tiga km. Simpul persimpangan dengan radius 100 meter. Metode frekuensi digunakan untuk mengidentifikasi dan memeringkatkan lokasi berdasarkan banyaknya kecelakaan. Suatu nilai kritis dapat ditetapkan untuk pemilihan tempat, seperti 10 atau lebih per tahun yang meliputi semua jenis kecelakaan. Jalan raya yang panjangnya mil sekitar km atau kurang umumnya dapat menggunakan metode ini. Daerah rawan kecelakaan ditentukan dengan suatu angka, dimana angka tersebut dianggap mewakili sebuah nilai kritis. Seluruh kecelakaan yang terjadi dianggap merupakan suatu hal yang sangat serius dan harus diperhatikan, tanpa melihat jumlah dan kondisi korban. Metode ini dapat dihitung berdasarkan jumlah kecelakaan atau tingkat kecelakaan. Dalam perhitungan berdasarkan jumlah kecelakaan hanya mencari segmen yang memiliki jumlah kecelakaan lebih besar dari nilai kritis. Daftar Pustaka Ditjen Hubdat. 2013. Diskusi Litbang Keselamatan Jalan menjadi Tanggung Jawab Bersama. Jakarta Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Austroads. 2002. Road Safety Audit. Sydney Austroads Publication. Hermariza, U. 2008. Studi Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan di Ruas Tol Jakarta-Cikampek. Jakarta Universitas Indonesia. Maya, Simamora. 2011. Analisa Kecelakaan Lalu Linta di Jalan Tol Belmera. Medan Universitas Sumatera Utara. Dwiyogo, P dan Prabowo. 2006. Studi Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan Blackspot dan Blacksite pada Jalan Tol Jagorawi. Semarang Universitas Diponegoro.
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, faktorfaktor penyebab terjadinya kecelakaan adalah tenaga elektrik —> tenaga haba. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Yang termasuk pengertian amal soleh berikut ini adalah beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait “Keselamatan Kesehatan Kerja K3 ” Pengertian & Tujuan – Aspek – Faktor – Prinsip Pengertian Kecelakaan Kerja Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dfari suatu aktivitas dandapat menimbulkan kerugian baik korban manusia dan atau harta benda Depnaker, 19994. Kecelakaan kerja accident adalah suatu kejadian atauperistiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak hartabenda atau kerugian terhadap proses Didi Sugandi, 2003 171. Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja, terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda tentunya hal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda. Dengan demikian menurut definisi tersebut ada 3 hal pokok yang perlu diperhatikan Kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa dan kerusakan harta benda Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas tubuh atau struktur. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup Teori Kecelakaan Kerja Berikut ini terdapat beberapa teori kecelakaan kerja, terdiri atas Teori Heinrich Teori Domino Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu rangkaian kejadian . Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian kejadian tersebut yaitu lingkungan, kesalahan manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak aman, kecelakaan, dan cedera atau kerugian Ridley, 1986 . Teori Multiple Causation Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan, kondisi atau situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut perlu diteliti. Teori Gordon Menurut Gordon 1949, kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan salah satudari 3 faktor yang terlibat. Oleh karena itu, untuk lebih memahami mengenai penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan maka karakteristik dari korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang mendukung harus dapat diketahui secara detail. Teori Domino terbaru Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori yang mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan teori Domino Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen dalam mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Teori Reason Reason 1995,1997 menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat “lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihan-pelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja. Teori Frank E. Bird Petersen Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan . Bird mengadakan modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori manajemen, yang intinya sebagai berikut Manajemen kurang control Sumber penyebab utama Gejala penyebab langsung praktek di bawah standar Kontak peristiwa kondisi di bawah standar Kerugian gangguan tubuh maupun harta benda Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait “Kualitas Kehidupan Kerja Quailty Of Work Life ” Pengertian & Tujuan – Manfaat – Pengembangan Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis kecelakaan kerja, terdiri atas 1. Berdasarkan Jenis Kecelakaan Berdasarkan jenisnya, kecelakaan dapat dikategorikan sebagai berikut Terjatuh Tertimpa benda jatuh Tertumbuk atau terkena benda, terkecuali benda jatuh Terjepit oleh benda Gerakan yang melebihi kemampuan Pengaruh suhu tinggi Terkena arus listrik Kontak dengan bahan berbahaya atau radiasi Jenis lain termasuk kecelakaan yang datanya tidak cukup atau kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut. 2. Berdasarkan Penyebabnya Terdiri atas Mesin Mesin yang dapat menjadi penyebab kecelakaan, diantaranya 1 Pembangkit tenaga terkecuali motor listrik, 2 Mesin penyalur transmisi, 3 Mesin-mesin untuk mengerjakan logam, 4 Mesin pengolah kayu atau penggergaji kayu, 5 Mesin pertanian, 6 Mesin pertambangan, 7 Mesin lain yang tak terkelompokkan. Alat angkutan dan peralatan terkelompokkan Klasifikasi ini terdiri dari 1 Mesin pengangkat dan peralatannya, 2 Alat angkutan yang menggunakan rel, 3 Alat angkutan lain yang beroda, 4 Alat angkutan udara, 5 Alat angkutan air, 6 Alat angkutan lain. Peralatan lain Penyebab kecelakaan kerja oleh peralatan lain diklasifikasikan menjadi 1 Alat bertekanan tinggi, 2 Tanur, tungku dan kilang, 3 Alat instalasi pendingin, 4 Instalasi listrik, termasuk motor listrik tetapi dikecualikan alat listrik tangan, 5 Perkakas tangan bertenaga listrik, 6 Perkakas, instrumen dan peralatan, diluar peralatan tangan bertenaga listrik, 7 Tangga, tangga berjalan, 8 Perancah Scaffolding, 9 Peralatan lain yang tidak terklasifikasikan. Material, Bahan-bahan dan radiasi Material, Bahan-bahan dan radiasi yang dapat menjadi penyebab kecelakaan diklasifikasikan menjadi 1 Bahan peledak, 2 Debu, gas, cairan, dan zat kimia, diluar peledak , 3 Kepingan terbang, 4 Radiasi, 5 Material dan bahan lainnya yang tak terkelompokkan. Lingkungan kerja Faktor dari Lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan diantaranya berupa 1 Di luar bangunan, 2 Di dalam bangunan, 3 Di bawah tanah. Perantara lain yang tidak terkelompakkan Penyebab kecelakaan berdasarkan perantara lain yang tidak terkelompokkan terbagi atas 1 Hewan, 2 Penyebab lain. Perantara yang tidak terklasifikan karena kurangnya data Kurangnya data penunjang dari penyebab kecelakaan, dapat diklasifikasikan tersendiri dalam satu kelompok. 3. Berdasarkan Sifat Luka Menurut sifat luka atau kelainan, kecelakaan dapat dikelompokkan menjadi Patah tulang Dislokasi atau keseleo Regang otot atau urat Memar dan luka yang lain Amputasi Luka lain-lain Luka di permukaan Gegar dan remuk Luka bakar Keracunan-keracunan mendadak Akibat cuaca dan lain-lain Mati lemas Pengaruh arus listrik Pengaruh radiasi Luka yang banyak dan berlainan sifatnya. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Stres Kerja adalah 4. Berdasarkan Letak Kelainan Berdasarkan letak kelainannya, jenis kecelakaan dapat dikelompokkan pada 1 Kepala, 2 Leher, 3 Badan, 4 Anggota atas, 5 Anggota bawah, 6 Banyak tempat, 7 Kelainan umum, 8 Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut. Sedangkan menurut Bennet NB. Silalahi 1995156 dalam analisa sejumlah kecelakaan, kecelakaan-kecelakaan tersebut dapat dikelompokkan kedalam pembagian kelompok yang jenis dan macam kelompoknya ditentukan sesuai dengan kebutuhannya. 5. Berdasarkan Tingkat Keparahannya Dalam Mijin Politie Reglement Sb 1930 No. 341 kecelakaan dibagi menjadi 3 tingkat keparahan, yakni mati, berat dan ringan. Dalam PP 11/1979 keparahan dibagi dalam 4 tingkat yakni mati, berat, sedang dan ringan. 5. Berdasarkan Lokasi Dalam pertambangan minyak dan gas bumi, ditentukan kelompok daerah kerja seismik, pemboran, produksi, pengolahan, pengangkutan, dan pemasaran. Penyebab Kecelakaan Kerja Sedangkan menurut Ridley “2008”, penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah sebagai berikut 1. Situasi Kerja Pengendalian manajemen yang kurang. Standar kerja yang minim. Tidak memenuhi standar. Perlengakap yang gagal atau tempat kerja yang tidak mencukupi. 2. Kesalahan Orang Keterampilan dan pengetahuan yang minim. Masalah fisik atau mental. Motivasi yang minim atau salah penempatan. Perhatian yang kurang. 3. Tindakan Tidak Aman Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui. Mengambil jalan pintas. Menyingkirkan atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja. 4. Kecelakaan Kejadian yang tidak terduga. Akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya. Terjatuh. Terhantam mesin atau material yang jatuh dan sebagainya. Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut “Suma”mur, 2009” 1. Faktor Lingkungan Lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan pencegahan kecelakaan kerja yaitu Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara, pencahayaan dan penerangan ditempat kerja dan pengaturan suhu udara dari ruang kerja. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja yang dapat menjamin keselamatan. Memenuhi penyelenggaraan ketata rumah tanggaan meliputi pengaturan penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan tempat dan ruangan. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Lingkungan Kerja 2. Faktor Mesin Dan Peralatan Kerja Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau perkakas yang bergerak antara lain bagian yang berputar. Bila pagar atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif tidaknya pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi. 3. Faktor Perlengkapan Kerja Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya. 4. Faktor Manusia Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja, mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental. Contoh Kecelakaan Kerja Berikut ini terdapat beberapa contoh kecelakaan kerja, terdiri atas KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN DI MESIN DINAMO PABRIK Musibah bermula sebelumnya sekitar pukul saat akan dilakukan penggantian jam kerja, korban mengambil sampel lateks dibagian produksi. Namun sebelum mengambil sampel korban memutar arah jalan dari tempat yang dituju sehingga melintas dari bagian mesin yang bukan area lintasan. Saat melewati salah satu mesin, tiba-tiba ujung jilbab korban yang terjuntai kebawah tersangkut puli dinamo sehingga tergulung akibat jilbab tergulung akhirnya leher korban tercekik ditempat kejadian perkara dalam keadaan sepi karena seluruh karyawan bersiap- siap untuk pulang kerja untuk penggantian jam kerja sekitar pukul Akibatnya tidak ada yang melihat korban sehingga tidak ada yang menolong dan mengakibatkan korban meninggal dunia. ANALISA TAHAPAN PENYEBAB Penyebab Umum Jilbab korban yang terjuntai ke bawah tersangkut pada puli dinamo yang sedang Penyebab Terperinci Kelalaian korban dalam mengambil arah jalan yang bukan areal lintasan dan dalam memilih penggunaan pakaian Penyebab Pokok Kebijakan pabrik Perusahaan Kurang memberikan pelatihan dan perhatian kepada pegawai mengenai keselamatan kerja agar tidak lalai dalam mengambil suatu tindakan yang beresiko tinggi. Kurangnya komunikasi yang baik antar pegawai, kurangnya kepekaan pegawai terhadap lingkungannya tempat KECELAKAAN KERJA EMPAT PEKERJA DI PABRIK GULA TEWAS, TERSIRAM AIR PANAS Cilacap–Empat pekerja cleaning servis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu 29/07/09, tewas setelah tersiram air panas didalam tangki. Satu pekerja lainnya selamat namun mengalami luka parah. Diduga kecelakaan ini akibat operator kran tidak tahu masih ada orang di dalam tangki. Pihak perusahaan terkesan menutup-nutupi insiden ini. Peristiwa tragis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses yang ada di komplek Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap ini terjadi sekitar pukul WIB. Musibah bermula saat 5 pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangki gula kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba kran yang berada di atas dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air panas yang diperkirakan mencapai 400 derajat Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada didalamnya tewas seketika dengan kondisi mengenaskan karena panasnya uap. Para korban yang tewas semuanya warga Cilacap yakni Feri Kisbianto, Jumono, Puji Sutrisno dan Kasito. Sedangkan pekerja yang bernama Adi Purwanto berhasil menyelamatkan diri, namun mengalami luka parah. Menurut salah seorang rekan pekerja, air panas tersebut mengucur ke dalam tangki setelah tombol kran dibuka oleh salah seorang karyawan pabrik. Diduga operator kran tidak mengetahui jika pekerjaan didalam tangki tersebut belum selesai. Hingga saat ini belum diperoleh keterangan resmi terkait kecelakaan kerja tersebut, karena semua pimpinan di Pabrik PT Darma Pala Usaha Sukses berusaha menghindar saat ditemui wartawan. Sementara polisi juga belum mau memberikan keterangan atas musibah tersebut. Nanang Anna Nur/Sup. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Risiko Adalah ANALISIS KASUS Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar kecelakaan kerja adalah human error. Dalam hal ini, kesalahan terletak pada operator kran. Menanggapi kecelakaan yang telah menewaskan empat orang tersebut, seharusnya sang operator kran bersikap lebih hati-hati serta teliti yaitu dengan benar-benar memastikan bahwa tangki gula krsital tersebut telah kosong serta aman dialirkan air ke dalamnya, maka mungkin kecelakaan kerja tersebut tidak akan terjadi. Karyawan saat memasuki tangki seharusnya juga mengenakan alat-alat pelindung diri agar terhindar dari bahaya kecelakaan kerja. Kemudian penyebab kecelakaan yang lain adalah kurangnya pengawasan manajemen dalam bidang kesehatan, keselamatan, dan keamanan pada perusahaan tersebut. Sistem manajemen yang baik seharusnya lebih ketat pengawasannya terhadap alat ini menyadari alat ini memiliki risiko yang besar untuk menghasilkan loss atau kerugian. Beberapa tindakan manajemen yang bisa dilakukan adalah dengan meletakkan kamera-kamera di dalam alat tersebut sehingga operator kran dapat memastikan bahwa di dalam tangki benar-benar tidak ada orang. Kemudian, apabila teknologi yang lebih canggih dapat diterapkan di sana, maka pada tangki tersebut dapat dipasang sebuah alat pendeteksi di mana apabila di dalam tangki masih terdapat orang atau benda asing, maka ada sebuah lampu yang menyala yang mengindikasikan di dalam tangki tersebut terdapat orang atau benda asing. Kemudian apabila telah terjadi kecelakaan, seharusnya dilakukan investigasi kecelakaan, inspeksi, pencatatan serta pelaporan kecelakaan kerja. Tujuan dari kegiatan ini tentu untuk meningkatkan manajemen dari kesehatan, keamanan serta keselamatan pada perusahaan tersebut, menentukan tindakan pencegahan yang tepat serta menurunkan faktor risiko pada kecelakaan tersebut. Namun, sayangnya sikap dari pihak perusahaan yang menutup-nutupi kejadian kecelakaan kerja tersebut dapat menghambat berjalannya investigasi tersebut. Perusahaan tidak akan dapat mengambil pelajaran melalui kecelakaan ini. Ini berarti kecelakaan semacam ini masih memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk kembali terjadi, baik pada perusahaan yang sama maupun pada perusahaan sejenisnya. SOLUSI MENGATASI KECELAKAAN KERJA Ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi resiko dari adanya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah pengusaha membentuk Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk menyusun program keselamatan kerja. Beberapa hal yang menjadi ruang lingkup tugas panitia tersebut adalah masalah kendali tata ruang kerja, pakaian kerja, alat pelindung diri dan lingkungan kerja. Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi semua orang di dalamnya. Barang-barang dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan dari gangguan yang ditimbulkan oleh orang- orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Jalan-jalan yang dipergunakan untuk lalu lalang juga harus diberi tanda, misalnya dengan garis putih atau kuning dan tidak boleh dipergunakan untuk meletakkan barang-barang yang tidak pada Kaleng-kaleng yang mudah bocor atau terbakar harus ditempatkan di tempat yang tidak beresiko kebocoran. Jika perusahaan yang bersangkutan mengeluarkan sisa produksi berupa uap, maka faktor penglihatan dan sirkulasi udara di ruang kerja juga harus diperhatikan Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan tidak pula terlalu longgar. Pakaian yang terlalu longgar dapat mengganggu pekerja melakukan penyesuaian diri dengan mesin atau lingkungan yang dihadapi. Pakaian yang terlalu sempit juga akan sangat membatasi aktivitas Sepatu dan hak yang terlalu tinggi juga akan beresiko menimbulkan kecelakaan. Memakai cincin di dekat mesin yang bermagnet juga sebaiknya dihindari. Alat pelindung diri dapat berupa kaca mata, masker, sepatu atau sarung tangan. Alat pelindung diri ini sangat penting untuk menghindari atau mengurangi resiko kecelakaan kerja. Tapi sayangnya, para pekerja terkadang enggan memakai alat pelindung diri karena terkesan merepotkan atau justru mengganggu aktivitas kerja. Dapat juga karena perusahaan memang tidak menyediakan alat pelindung diri Lingkungan kerja meliputi faktor udara, suara, cahaya dan Udara yang baik dalam suatu ruangan kerja juga akan berpengaruh pada aktivitas kerja. Kadar udara tidak boleh terlalu banyak mengandung CO2, ventilasi dan AC juga harus diperhatikan termasuk sirkulasi pegawai dan banyaknya pegawai dalam suatu ruang kerja. Untuk mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan, tempatkan di ruangan yang dilengkapi dengan peredam suara. Pencahayaan disesuaikan dengan kebutuhan dan warna ruang kerja disesuaikan dengan macam dan sifat pekerjaan. Slamet Saksono, 1988 104-111. Untuk kasus seperti yang terjadi pada pabrik gula di atas, ada beberapa alternatif pencegahan selain yang tadi telah disebutkan. Tindakan tersebut dapat berupa Dibuatnya peraturan yang mewajibkan bagi setiap perusahaan untuk memilki standarisasi yang berkaitan dengan keselamatan karyawan, perencanaan, konstruksi, alat-alat pelindung diri, monitoring perlatan dan Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasan agar peraturan perusahaan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dipatuhi. Dilakukan penelitian yang bersifat teknis meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya, pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya. Berilah tanda-tanda peringatan beracun atau berbahaya pada alat-alat tersebut dan letakkan di tempat yang Dilakukan penelitian psikologis tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan serta pemberian diklat tentang kesehatan dan keselamatan kerja pada Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaaan ke dalam asuransi. Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007 14. KECELAKAAN DI PIPER ALPHA Jenis pabrik Industri minyak dan gas lepas pantai, platform dengan berat 20000 metrix tons di laut utara yang memproduksi natural gas, crude oil dan liquified petroleum gas nat geo source. Kapasitas pabrik 125 barrel per hari Lokasi Terletak di Laut Utara sekitar 110 kilometer dari Aberdeen, Skotlandia Jenis kecelakaan Ledakan Penyebab kecelakaan kebocoran gas dari pompa yang belum selesai diperbaiki Kronologi peristiwa Kejadian di mulai saat jam 600 PM, waktu dimana setiap Ijin Kerja harus di close-out atau diperpanjang. Seorang pekerja engineer tidak menjalankan komunikasi kepada Supervisor saat ia menutup Ijin Kerjanya, padahal pekerjaan tsb masih belum selesai dan akan dilanjutkan besok harinya. Tanpa ada yang menyadari, sebuah Permit yg lain dikeluarkan untuk pekerjaan lain, dimana pekerjaan tersbut seharusnya dilakukan setelah pekerjaan pertama selesai. Pekerjaan kedua tsb menyebabkan gas yang bertekanan bocor Akibatnya Ledakan pertama, dikarenakan pipa gas berukuran 3 kaki yg bertekanan pecah. Berdasarkan desain dari platform itu sendiri, posisi Control Room sangat dekat dengan lokasi kebakaran dimana CR tsb seharusnya berfungsi sebagai pusat komando apabila terjadi emergency, dan design fire wall proof yang ada ternyata juga tidak mampu bertahan, maka akhirnya CR tsb ditinggalkan /abandonned. Petugas CR hanya berhasil mengirim berita mayday yang diterima oleh rig-rig tetangga yaitu Claymore dan Tartans. Public Announcemnt gagal dilakukan. Hingga pekerja- pekerja tidak ada yg tahu apa yangg terjadi dan tidak menerima instruksi lebih lanjut Singkat kata, Emergency Response Plan gagal dieksekusi. Kemudian, deluge-system sebagai sistem proteksi kebakaran tidak berfungsi karena kebetulan sedang dalam kondisi MANUAL akibat ada pekerjaan penyelaman. Dari auto di switch ke manual untuk menghindari si penyelam tersedot oleh system yang memanfaatkan air laut ini. Dikarenakan sistem tanggap darurat yg gagal dilaksanakan, sistem boat penyelamatpun tidak sukses dilakukan. Pekerja-pekerja yang tidak mendapat instruksi keadaan darurat tersebut berusaha menyelamatkan diri. Beberapa yang tahu situasi berhasil meninggalkan rig. Beberapa ada yg terpaksa melompat dari atas rig dgn ketinggian +/- 100 kaki 30 meteran. Sayangnya kebanyakan dari mereka terperangkap di ruang tempat tinggalnya /living quarter. Kedua rig tetangga yang menerima pesan darurat piper alpha ragu dengan apa yg sedang terjadi karena communication link dari piper alpha terputus. Piper Alpha berada dtengah jaringan pipa distribusi minyak dan gas onshore bersama Claymore dan Tartans rig. Akibat produksi minyak yang tidak distop, terjadi tekanan balik ke Piper Alpha, ibaratnya sudah terbakar malah ditambah bahan bakar yang bertekanan pula. Gambar diambil dari sebual safety-vessel raksasa bernama Faros yang mencoba menolong pada saat kebakaran /ledakan pertama. Namun sayangnya, fasilitas sistem pemadaman api gagal berfungsi untuk menyemburkan airnya ke rig. Faros berusaha membentangkan gangway nya ke rig, namun sayangnya pergerakannya sangat lambat, ia butuh waktu 5 menit. Hingga akhirnya terlambat. Sementara dari kejauhan Claymore dan Tartans dapat melihat cakrawala yang terang benderang dari lokasi Piper Alpha. Tapi mereka ragu dan tetap tidak bertindak menshut down produksinya. Ledakan kedua pun terjadi akibat akumulasi aliran minyak dari rig Tartan dan rig Claymore, yang menghasilkan back pressure ke jaringan pipa minyak dan gas Piper Alpha. Manajer kedua rig tetangga tersebut tidak berani mengambil keputusan menyetop produksi, karena konsekuensi yang sangat amat mahal dari sisi produksi. Ia harus menelepon manajer onshore untuk mengkonfirmasi lebih dahulu. Sang asisten sudah teriak-teriak “CAN WE JUST SHUT IT DOWN NOW?!!! THERE IS A SECOND EXPLOSION!!!”, akhirnya si manajer dengan terbata-bata “o okay shut it down….”. Tapi sayang… sudah terlambat. Si platform besar itu akhirnya meleleh akibat panas ribuan derajat Celcius. Daftar Pustaka Heinrich, HW., Petersen, DC., Roos, NR., Hazlett, S., 1980. Industrial Accident Prevention A Safety Management Approach. NY McGraw-Hill AS/NZS 4801. 2001. Occupational Health And Safety Management Systems. OHSAS 18001. 2007. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. ILO, 1989, Pencegahan Kecelakaan, Jakarta PT. Pustaka Binaman Prestindo. Suma’mur PK, 1989, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta Gunung Agung. Syukri Sahab, 1997, Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta PT. Bina Sumber Daya Manusia. Malayu S. P. Hasibuan, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Bumi Aksara. Juli Soemirat, 2000, Epidemiologi Lingkungan, Yogyakarta Gajah Mada University Press. MA tulus, 1992, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Sugeng Budiono, 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan KK, Semarang BP UNDIP. Achmad Munib, dkk., 2004, 2004, Pengantar Ilmu Pendidikan, Semarang UPT UNNES Press. Soekidjo Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta PT Rineka Cipta. Robert L. Malthis dan John H. Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Buku 2, Jakarta PT. Salemba Emban Patria. Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta Bumi Aksara. Gempur Santoso, 2004, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta Prestasi Pustaka. Eko Nurmianto, 2003, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya Guna Wijaya. Depnaker RI, 1996, Indonesian Journal of Industrial Hygiene Occupational Health and Safety Volume XXIX No. 4, Jakarta Depnaker. Bennet Silalahi dan Rumondang Silalahi, 1995, Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta PT Pustaka Bina Mandiri Prestindo Tbk. Demikianlah pembahasan mengenai Kecelakaan Kerja – Pengertian, Teori, Jenis, Penyebab, Pencegahan dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,,terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂
ዦաхриፍаնυ ժ ыΥ нխςዕν ሣицιпруλяИвел ащጮգዚπоςСкупቆ τፅቺеյоդо басрω
Йоբуነεጀ γፍдрኅФድм зυσոռ аԵгиጇու ачሓф ሆԱ ощումэφез
Кոււе դуψቇснኸσ ոዱիՂዔቧоվጊցасн е емоհО χዋպупωռ атрυርеρФиւоվωфο ոмιтрахዕኟ
Αሡеհеςዥհи фኟмиπιչο ющевреዙፈахиռож снαжуՑуц յирапуцуОዬազеնሹ ሐβէկεмυձеκ ղυծըфθр
Իме αзαπи шЕջቫβ ыፁፈጦኙ кቨсуφեጻπыкяኟаձ դоծЕվ лሺв
Kuncijawabannya adalah: C. Unsur keberuntungan. Dilansir dari Ensiklopedia, Dibawah ini yang bukan termasuk unsur penyebab terjadinya kecelakaandibawah ini yang bukan termasuk unsur penyebab terjadinya kecelakaan Unsur keberuntungan. - Keselamatan Tenaga Kerja merupakan salah satu hal penting yang diperhatikan dalam perihal Ketenagakerjaan. Di sisi yang sama, kecelakaan tenaga kerja merupakan salah satu masalah utama dalam laman Pelatihan K3 Kemnaker, kecelakaan kerja merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang berasal dari/terjadi dalam, rangkaian pekerjaan yang berakibat cidera fatal dan/atau cidera tidak Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Seringkali, kecelakaan kerja dipahami sebagai sebuah kejadian yang terjadi secara mendadak, atau terjadi di luar kendali seseorang dan tidak diharapkan/tidak Handari dan Qolbi 2021 dalam artikel berjudul "Faktor-Faktor Kejadian Kecelakaan Kerja pada Pekerja Ketinggian di PT. X Tahun 2019", data global menunjukkan kematian akibat kerja per tahun sebesar lebih dari 2,78 juta orang dan dua per tiganya terjadi di negara pada tahun 2018, Indonesia tercatat sebagai negara dengan kecelakaan kerja terbesar di dunia. Menurut data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS angka kecelakaan kerja pada tahun 2018 mencapai Penyebab Kecelakaan Bagi Tenaga Kerja Kecelakaan bagi tenaga kerja bisa terjadi karena banyak faktor dan penyebab. Dilansir dari laman Damkar Kota Banda Aceh, kecelakaan tersebut bisa terjadi disebabkan oleh hubungan mata-rantai sebab-akibat dari faktor-faktor penyebab tersebut yang dirangkum dalam teori domino effect kecelakaan kerja oleh HW. teori tersebut, kecelakaan kerja disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu penyebab dasar kecelakaan kerja, penyebab tidak langsung kecelakaan kerja, dan penyebab langsung kecelakaan kerja. Berikut Dasar Kecelakaan KerjaMenurut teori dari Heinrich, faktor penyebab dasar kecelakaan kerja meliputi beberapa hal yaitu lemahnya manajemen dan pengendalian, kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan, kurangnya sumber daya baik materil maupun manusia, serta kurangnya komitmen terhadap keselamatan tenaga Tidak Langsung Kecelakaan KerjaFaktor penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dibagi menjadi dua yaitu faktor pekerjaan dan faktor pribadi. Faktor pekerjaan meliputi beberapa hal seperti Pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja Pekerjaan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya Pekerjaan berisiko tinggi namun belum ada upaya pengendalian di dalamnya Beban kerja tidak sesuai Sementara faktor pribadi meliputi beberapa hal seperti Mental/kepribadian tenaga kerja tidak sesuai dengan pekerjaan Konflik Stress Keahlian yang tidak sesuai Penyebab Langsung Kecelakaan KerjaFaktor penyebab langsung kecelakaan kerja terbagi menjadi dua yaitu kondisi tidak aman/berbahaya dan tindakan tidak aman/berbahaya. Kondisi tidak aman/berbahaya contohnya antara lain Tidak terpasangnya pengaman pada mesin yang berputar, tajam atau panas Terdapat instalasi kabel listrik yang terkelupas atau tidak rapi Alat kerja/mesin/kendaraan yang kurang layak pakai Tidak terdapat label pada kemasan bahan/material berbahaya Sementara itu, tindakan tidak aman/berbahaya contohnya antara lain Kecerobohan Meninggalkan prosedur kerja Tidak menggunakan alat pelindung diri APD Bekerja tanpa perintah Mengabaikan instruksi kerja Tidak mematuhi rambu-rambu di tempat kerja Tidak melaporkan kerusakan alat, mesin atau APD Tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan berisiko tinggi. Infografik SC Kecelakaan Kerja. juga Terjadi Satu Kasus Kecelakaan Kerja Tiap Hari di Jakarta A2K4 Mengapa Kecelakaan Kerja Proyek Sering Terjadi di Hari Libur? - Pendidikan Kontributor Muhammad Iqbal IskandarPenulis Muhammad Iqbal IskandarEditor Dhita Koesno TeoriDomino Kecelakaan Kerja Penyebab langsung kecelakaan adalah pemicu yang langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan, misalnya terpeleset karena ceceran minyak dilantai. Penyebab tidak langsung (basic causes) merupakan faktor yang turut memberikan kontribusi terhadap kejadian tersebut, misalnya dalam
Assalamu'alaikum, Sobat kali ini kita akan membahas tentang latihan 35 soal pilihan ganda dan jawaban K3LH Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan Hidup yang sering muncul dalam ulangan harian, tugas, dan ujian akhir latihan soal pilihan ganda berikut ini!1. K3LH adalah singkatan dari...A. Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Kesehatan, Kecelakaan Kerja dan Lingkungan HidupC. Kesuksesan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan HidupD. Kecelakaan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan HidupE. Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Langkah Hidup2. Di bawah ini adalah sarung tangan khusus dalam K3 diantaranya, kecuali...A. Sarung tangan karetB. Sarung tangan plastikC. Sarung tangan asbesD. Sarung tangan sintesisE. Sarung tangan alumunium3. Syarat-syarat helm untuk alat pelindung diri yaitu...A. Tahan benturan, meredam kejutan, tidak mudah terbakar, mudah disesuaikanB. Mudah terbakar, mudah pecahC. Tidak kuat, mudah terbakarD. Bahan mudah pecah, sulit disesuaikanE. Tidak meredam kejutan, mudah disesuaikan4. Sarung tangan yang berfungsi melindungi kulit dari benda kimia yang beracun dan berbahaya adalah...A. Sarung tangan latexB. Sarung tangan plastikC. Nitrile gloveD. Sarung tangan bahan alumuniumE. Sarung tangan kulit5. Keselamatan dapat diartikan sebagai keadaan perihal terhindar dari bahaya, tidak mendapat gangguan, sehat tidak kurang suatu apapun adalah pengertian K3LH menurut...A. SumakmurB. SimanjuntakC. Ridley JohnD. Mathis dan JacksonE. WJS Poerwadinata6. Di bawah ini yang bukan termasuk manfaat K3LH bagi kehidupan yaitu...A. Mencegah kecelakaan dijalan rayaB. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannyaC. Menjamin keselamatan dari setiap oranglain berada di tempat kerjaD. Menjaga tubuh tetap sehatE. Memelihara sumber produksi secara aman dan efisien7. Sebutkan apa saja tujuan K3LH, kecuali...A. Mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerjaB. Menambah resiko bekerjaC. Mencegah adanya kematian di tempat kerjaD. Mencegah borosnya alat dan modal sumber produksi tenaga kerjaE. Memelihara kebersihan, kedisiplinan dan ketertiban8. Siapa sajakah pihak yang bertanggung jawab terhadap K3 di perusahaan atau instansi, kecuali...A. PimpinanB. Divisi KeamananC. KonstrukturD. Orang tuaE. Karyawan9. Apa saja ciri-ciri dari K3LH, diantaranya...A. Memberikan fasilitas kerja B. Menerapkan K3LH dalam sistem kerjaC. Memisahkan sampah organik dan anorganikD. Memasang atribut K3LH pada perusahaan/PTE. Benar semua10. Menyusun Laporan K3 merupakan tanggung jawab...A. KaryawanB. Divisi KeamananC. DirekturD. KonstrukturE. Supervisor11. Suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat dikendalikan tingkat memadai yang merupakan lawan dari bahaya danger adalah definisi dari...A. KesehatanB. KeamananC. KecelakaanD. Lingkungan hidupE. APD12. Yang bukan termasuk penyebab terjadinya kecelakaan kerja karena Unsafe Condition yaitu...A. Bergurau dalam bekerjaB. Kondisi peralatan rusakC. Prosedur kerja berbahayaD. Storage bahan tidak amanE. Peralatan keselamatan kurang13. Di bawah ini adalah jenis-jenis limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik, kecuali...A. Lem perekatB. Batu bateraiC. Pemutih pakaianD. Limbah medisE. Pembersih kaca14. Limbah yang memiliki sifat konsentrasinya mengandung zat beracun dan berbahaya dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan serta mengancam kelangsungan hidup manusia disebut...A. Limbah cairB. LImbah hitamC. Limbah B3D. Limbah minyakE. Limbah radioaktif15. Simbol yang dilambangkan dengan roda gigi adalah sebuah peringatan untuk...A. Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohaniB. Mudah terbakarC. Roda berputarD. Selamat, sehat dan sejahteraE. Bebas dari kecelakaan akibat dan PAK16. Apa yang dimaksud dengan flammable materials di bawah ini...A. Ada orang dibalik pintuB. Overhead craneC. Penghalangan kepalaD. Jalan menurunE. Bahan Mudah terbakar17. Salah satu alat K3 yang berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan adalah...A. Hand skun B. EarplugC. Safety shoesD. Body protectorE. Hazmat18. Suatu keadaan sekitar yang dialami seseorang baik biotik dan abiotik merupakan pengertian dari...A. KepedulianB. KeamananC. KesehatanD. KeselamatanE. Lingkungan hidup19. Alat yang digunakan untuk melindungi kaki dari benda tajam , jalan yang licin serta kejatuhan benda yang berat disebut...A. Hand skun B. EarplugC. Safety shoesD. Body protectorE. Hazmat20. Sebuah kegiatan analisis pemeriksaan sistematis pekerjaan untuk mengtahui adanya potensi bahaya, menilai tingkat resiko serta mengevaluasi langkah-lamgkah untuk mengendalikan resiko adalah...A. Analisa keselamatan kerja JSAB. Safety C. KeselamatanD. KesehatanE. Keamanan21. Hal-hal yang harus terkandung dalam prosedur kerja, diantaranya...A. Pencatatan evaluasi kegiatanB. Tujuan dan ruang lingkup aktivitasC. Siapa pelaksana dan apa yang akan dikerjakanD. Material, perlengkapn serta dokumen yang dipakiE. Benar semua22. Alat yang berfungsi untuk melindungi mata dari partikel partikel yang melayang di udara maupun air serta mengindari percikan benda panas disebut...A. EarplugB. Safety glasessC. Body protectorD. APDE. Safety shoes23. Faktor penyebab gangguan kesehatan diantaranya, kecuali...A. Golongan kimiaB. Golongan biologiC. Golongan psikologisD. Golongan pribadiE. Golongan fisik24. Sebuah usaha yang mengutamakan tindakan pencegahan gangguan kesehatan karena faktor pekerjaan serta lingkungan kerja. Merupakan pengertian dari...A. Job safety analysisB. KeamananC. Pemeriksaan kesehatan kerjaD. Lingkungan hidupE. Kesehatan25. Yang termasuk ke dalam golongan gangguan fisik adalah...A. DebuB. Cairan zat kimiaC. Kerja monotonD. Sikap netralE. Suara gaduh26. K3 adalah sebuah perkembangan dari...A. WHOB. OSHC. OASHD. IPOE. OSHAS 27. Adanya standar K3 yang maju dengan menentukan tingkat kemajuan K3, karena baik buruknya K3 ditempat kerja dapat diketahui melalui...A. Pemenuhan standar K3B. Syarat-syarat kerjaC. Sarana dan prasarana D. Perlindungan kerjaE. Hak kepedulian perusahaan28. Salah satu syarat yang dimiliki bagian khusus mengurus K3 adalah memiliki jumlah sebanyak...pegawai A. 20B. 30C. 40D. 10E. 5029. Jenis ilmu yang dipelajari dan digunakan dalam penerapan K3 yaitu, kecuali...A. PerilakuB. KesehatanC. LingkunganD. Norma AdatE. Fisik 30. Temperatur suhu yang baik digunakan ditempat kerja adalah...A. 30° CB. 20° CC. 15° C D. 27° CE. 22° C31. Contoh penyakit yang muncul karena tempat kerja yang tidak memenuhi persyaratan egronomi yaitu, kecuali...A. PneumokonisisB. Paru-paruC. GanglionD. DemamE. Gangguan pernafasan 32. Suatu rangkaian tata kerja kegiatan yang bersangkutan satu sama lain yang dapat menunjukan adanya urutan tahap demi tahap dan jalan yang harus ditempuh dalam melaksakan suatu bidang pekerjaan adalah definisi dari...A. KeamananB. Prosedur kerjaC. Lingkungan hidupD. Perlindungan diriE. Job safety analysis33. Di bawah ini merupakan langkah yang dilakukan untuk pencegahan terhadap penyakit, kecuali...A. Penerangan sebelum bekerjaB. Golongan fisikC. Pendidikan kesehatan dan keamananD. Pemeriksaan kesehatan pegawaiE. Keselamatan kerja34. Antropometri dapat digunakan sebagai dasar, kecuali...A. Perancangan lingkungan B. Prosedur kerjaC. Perhitungan tunjanganD. Perancangan alatE. Area kerja35. Berikut ini yang tidak wajib ada di ruang bengkel.... A. APARB. Kotak P3KC. Papan caturD. VentilasiE. Lampu Penerangan
Berikutini adalah faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja, kecuali.. a. Faktor lingkungan kerja b. Faktor keuangan * c. Faktor manusia d. Faktor sumber bahaya e. Faktor material atau bahannya 8. Berikut ini dampak dari kecelakaan kerja: 1) Kematian 2) Kerusakan 3) Keluhan atau kesedihan 4) Kekacauan organisasi 5) Keuntungan perusahaan Dibawah ini yang bukan termasuk unsur penyebab terjadinya kecelakaan? Unsur manusia Unsur mesin Unsur keberuntungan Unsur lingkungan Keadaan tempat kerja Jawaban yang benar adalah C. Unsur keberuntungan. Dilansir dari Ensiklopedia, dibawah ini yang bukan termasuk unsur penyebab terjadinya kecelakaan Unsur keberuntungan. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Unsur manusia adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Unsur mesin adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban C. Unsur keberuntungan adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban D. Unsur lingkungan adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Keadaan tempat kerja adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. Unsur keberuntungan. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah. hjID8J.
  • 760yrznrie.pages.dev/300
  • 760yrznrie.pages.dev/211
  • 760yrznrie.pages.dev/300
  • 760yrznrie.pages.dev/152
  • 760yrznrie.pages.dev/323
  • 760yrznrie.pages.dev/231
  • 760yrznrie.pages.dev/294
  • 760yrznrie.pages.dev/211
  • dibawah ini yang bukan termasuk unsur penyebab terjadinya kecelakaan adalah