Berdasarkanjenis makanannya, cacing tanah dikelompokkan menjadi tiga, yitu 1) litter feeder (pemakan bahan organik sampah, kompos, pupuk hijau), 2) limifagus (pemakan tanah subuh atau tanah basah), dan 3) geofagus (pemakan tanah) (Subowo, 2011). Cacing tanah dapat dikelompokkan berdasarkan tempat
Contents1 Jenis dan Klasifikasi Cacing Klasifikasi Ilmiah Cacing Jenis Cacing 1. Cacing Tanah 2. Cacing Tanah 3. Cacing Tanah Share thisKlasifikasi Cacing Tanah – pada ilmu klasifikasi makhluk hidup, cacing tanah termasuk dalam golongan kelas Oligochaeta. Dimana kelas Oligochaeta terdiri dari lebih spesies yang berasal dari 800 genus. Tanah hutan alami dan tanah berumput hamparan padang rumput adalah sebagai bagian dari agroekosistem yang merupakan habitat cacing tanah. Cacing tanah akan banyak ditemukan hampir di seluruh penjuru dunia, kecuali di daerah dengan iklim ekstrim, contohnya seperti gurun dan area yang secara terus-menerus tertutup oleh salju dan Ilmiah Cacing TanahBerikut ini adalah beberapa klasifikasi cacing tanah Kingdom Animalia Cacing adalah suatu organisme eukariotik dan multiseluler. Hewan ini memiliki kemampuan untuk bergerak dan hidupnya bergantung pada material tanaman dan mikroorganisme yang sudah mati sebagai Annelida Cacing tanah termasuk dalam golongan filum Annelida dimana tubuhnya memiliki segmen. Segmen pada tubuhnya disebut annuli, dipisahkan oleh dinding pemisah yang melintang disebut septa. Cacing tanah memiliki banyak segmen. Perlu diketahui bahwa beberapa spesies annelida, memiliki sedikit septa atau bahkan tidak ditemukan sama Subkelas Oligochaeta, cacing tanah memiliki satae atau bulu pada badannya, yang membantu mereka untuk menempel di permukaan selama pergerakannya. Cacing tanah mempunyai sedikit pelekat lateral / parapodia, dimana itu merupakan karakteristik dari subkelas Haplotaxida, cacing tanah pada umunya dikategorikan pada orde Haplotaxida, yang merupakan satu dari dua orde Lumbricidae, cacing tanah pada umumnya tergolong pada famili Lumbricidae, yang merupakan famili cacing tanah terbesar, sekitar 33 spesies cacing tanah teridentifikasi dalam famili Lumbricus, terdiri dari sebagian besar spesies cacing tanah yang ada di Eropa. Genus ini terdiri dari sekitar 700 Terrestris, merupakan cacing tanah asal Eropa yang sudah banyak tersebar di seluruh dunia, berwarna kemerahan dan dianggap sebagai hama yang serius, karena dapat mengungguli cacing tanah lokal. Ukuran cacing tanah berada pada kisaran panjang beberapa millimeter hingga 2 meter, dari berat sekitar 10 mg hingga hampir mencapai 1 kilogram, dan dengan diameter hingga kisaran 40 mm. Terdapat pencacatan sebuah specimen yang diperkirakan Microchaetus sp. mencapai pajang 7 m dan diameter 75 Cacing TanahCacing tanah termasuk ke dalam golongan kelas Oligochaeta. Oligochaetes biasanya banyak ditemukan di habitat air tawar, terutama pada tempat yang memiliki sedimen untuk menggali ke dalam tanah tanah merupakan hewan hermaprodit, yaitu mempunyai jenis kelamin ganda di dalam individu yang sama. Perkembangbiakan cacing tanah adalah dengan cara memegang clitella bentuk jamaknya disebut clitellium bersama, dan memasukkan sperma. Clitellium mempunyai lendir yang berfungsi untuk mentranfer sperma, dan juga menghasilkan suatu kepompong untuk telurnya beberapa hari jenis cacing tanah adalah pembahasan yang biasanya dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yang berbeda. Secara umum, orang akan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan filogeniknya. Pada cacing tanah, para peneliti lebih banyak mengelompokkan berdasarkan fungsi ekologi daripada keturunan genetiknya. Sekarang ini banyak para peneliti yang melakukan klasifikasi cacing tanah dari kebiasaan cacing tanah dalam tanah. Berikut adalah uraiannya 1. Cacing Tanah EpigeiceiseniaEpigeic earthworm ditentukan oleh tempat tinggalnya yang berada di permukaan tanah. Kelompok ini dikarakterisasi berdasarkan bentuknya yang pendek, level pigmentasi yang tinggi, dan keberadaannya dimana-mana. Ditemukan di setiap daratan yang signifikan di berkembangbiaknya memiliki masalah karena kurangnya kemampuan menggali tanah. Eisenia fetida merupakan spesies yang paling banyak ditemukan pada kelompok ini, dengan persebaran di berbagai iklim di Cacing Tanah Endogeicallolobophora_chloroticaEndogeic earthworm, kebalikan dari epigeic, hidup di dalam tanah dan menggunakannya untuk mencari makan. Secara kompleks, mereka akan menggali ke dalam tanah secara horizontal dan mendiami suatu layer tanah tertentu untuk mencari makan suatu kasus tertentu, cacing tanah dapat menggunakan kembali liang yang telah mereka buat, namun secara umum mereka mengingat pergerakan horizontalnya. Berbeda dengan cacing tanah epigeic, endogeic mempunyai warna yang pucat, yaitu berwarna abu-abu, merah muda, hijau atau biru. Jumlah spesies pada kelompok cacing tanah endogeic sangat banyak, salah satu contohnya adalah Allolobophora chlorotica atau Murchieona Cacing Tanah AneciclumbriscusAnecic earthworm memiliki ciri-ciri yang menonjol dibandingkan kedua cacing tanah epigeic dan endogeic. Tidak seperti cacing tanah endogenik, cacing tanah anecic membuat galian secara vertical ke dalam tanah. Sebagai tambahan, liang ini adalah permanen. Karena kemampuan mereka untuk membentuk liangsecara vertical, cacing anecic ini memilki kemampuan yang luar biasa untuk memperoleh nutrisi dari berbagai lapisan tanah ini mampu muncul di permukaan tanah untuk mengambil daun dan dimasukkannya ke dalam liang dan memakannya. Cacing tanah anecic adalah salah satu varietas terbesar cacing dari cacing tanah anecic yaitu Lumbricus terrestris dan Apporectodea kita membicarakan tentang cacing tanah, tentu tidak akan pernah terlepas dari tanah itu sendiri. Tanah adalah campuran heterogenus dari abiotik dan biotik. Hewan mikroinvertebrata dalam tanah yang dianjurkan sebagai makhluk hidup yang mungkin bisa dijadikan indicator kualitas dan kesehatan tanah adalah cacing tanah. Tanah yang dihidupi oleh banyak cacing tanah dinilai sebagai tanah yang artikel tentang klasifikasi cacing tanah, semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan mengenai klasifikasi cacing juga5 Kerugian Mollusca Bagi Kehidupan Manusia dan Contohnya TerlengkapProses Metamorfosis Pada Hewan Sempurna dan Tidak Sempurna Terlengkap
Dalamilmu klasifikasi makhluk hidup, cacing tanah tergolong pada kelas Oligochaeta, dimana kelas tersebut terdiri dari lebih 8.000 spesies yang berasal dari 800 genus. Habitat cacing tanah berada di tanah hutan alami dan tanah berumput (hamparan padang rumput) sebagai bagian dari agroekosistem. Cacing tanah ditemukan di hampir seluruh penjuru
Web server is down Error code 521 2023-06-16 190923 UTC What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d8558ca7e33b8e2 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Penggolongancacing tanah berdasarkan habitat dan makanannya adalah sebagai berikut : 1. Cacing Tanah Epigeic Epigeic earthworm ditentukan oleh tempat tinggalnya yang berada di permukaan tanah. Kelompok ini dikarakterisasi berdasarkan bentuknya yang pendek, level pigmentasi yang tinggi, dan keberadaannya dimana-mana.
Berdasarkan jenis makanannya, secara fungsional cacing tanah dikelompokkan menjadi tiga, yaitu litter feeder pemakan bahan organik sampah, kompos, pupuk hijau, limifagus pemakan tanah subur/mud atau tanah basah, dan geofagus pemakan tanah. Berdasarkan tempat hidupnya, cacing tanah dikelompokkan menjadi epigaesis hidup dipermukaan tanah, anasaesis hidup dengan liang permanen di dalam tanah, dan endogaesis hidup di dalam tanah dengan membuat liang terus-menerus. Spesies cacing tanah epigaesis dan anasaesis banyak ditemukan di daerah subtropis, dan di daerah tropis yang dominan adalah endogaesis meso dan oligohumik Lavelle, 1988. Dalam upaya meningkatkan efisiensi pengolahan tanah lahan kering, cacing tanah kelompok endogaesis penting untuk dimanfaatkan. Selain memperbaiki sifat fisik tanah dan mengkonservasi bahan organik tanah, cacing tanah juga meningkatkan kesuburan tanah secara alami dan berlangsung secara terus-menerus. Jenis cacing tanah memiliki karakteristik berbeda sesuai dengan sifat habitat. Jenis Pheretima hupiens bersifat geofagus, artinya dominan sebagai pemakan tanah yang banyak terdapat pada tanah ultisol dengan tekanan lingkungan relatif berat, pH tanah rendah, sangat masam dan bahan organik rendah. Jenis Eudrellus sp. bersifat limifagus, yaitu pemakan tanah subur atau tanah basah yang banyak ditemukan pada tanah latosol atau inceptisol dengan pH sedang, mendekati netral dan bahan organik cukup. Sementara jenis Lumbricus sp. bersifat litter feeder, yaitu pemakan serasah yang pada awalnya berasal dari Eropa, namun sekarang telah banyak dibudidayakan sebagai pemakan sampah kota Anwar, 2009. Peranan Cacing Tanah terhadap Kesuburan Tanah Peranan cacing tanah, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan kesuburan fisik, kimia dan biologis tanah adalah sebagai berikut Tian, 1992 1. Menguraikan bahan organik dan meningkatkan laju siklus nutrisi. 2. Memindahkan bahan organik dan mikroorganisme ke dalam tanah. 3. Membentuk struktur tanah dan mengurangi kepadatan tanah. 4. Meningkatkan porositas tanah sehingga dapat meningkatkan infiltrasi dan mengurangi laju peluncuran air run off dan meningkatkan aerasi sehingga meningkatkan respirasi tanah. 5. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme. 6. Membuka lapisan subsoil sehingga memudahkan pertumbuhan akar tumbuhan. Perbaikan Sifat Fisik oleh Aktivitas Cacing Tanah Cacing tanah dapat memperbaiki beberapa sifat fisik tanah. Peranan cacing tanah dalam perbaikan sifat fisik tanah adalah melalui pembuatan lubang yang bersinambung dan pembentukkan pori-pori pada kotorannya kasting. Kedua hal tersebut mengakibatkan cacing tanah dapat meningkatkan aerasi tanah, meningkatkan kapasitas tanah menahan air, mempertahankan tanah dalam kondisi gembur, memperbaiki struktur tanah, menghancurkan lapisan keras hardpan, dan membuat saluran-saluran subur untuk akar tanaman Minich,1977. Cacing tanah juga dapat meningkatkan daya serap tanah terhadap air di permukaan tanah. Pada lubang-lubang yang dibuat cacing di dalam tanah banyak terdapat kasting yang menyebabkan akar tanaman dapat menembus tanah lebih dalam. Lubang-lubang, kasting, dan akar tanaman, secara bersamaan akan melipatgandakan kemampuan tanah dalam menyerap air pada waktu hujan. Akibat selanjutnya persediaan air di dalam tanah akan lebih teratur, sehingga mampu menjamin pertumbuhan tanaman lebih baik. Pertumbuhan tanaman yang baik yang baik akan menyediakan daun-daun tumbuh lebik baik. Daun-daun yang jatuh menjadi humus yang mampu menahan air dalam jumlah yang banyak dan memperbaiki sifat- sifat fisik tanah yang lain Budiarti, 1992. Dua jenis cacing tanah Aporectodea tuberculata dan L. rubellus yang digunakan oleh Zachman, dalam penelitiannya di lapang pada tanah Typic Hapludoll nyata meningkatkan laju infiltrasi. Pada perlakuan tanah diolah, sisa tanaman dicampur, dan diberi cacing Aporectodea tuberculata ataupun L. rubellus dengan populasi 212 ind/m2 Sudharto 1986 telah meneliti pengaruh populasi cacing tanah jenis Pherionyx sp. terhadap fisik tanah Haplorthox Citayam. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Pherionyx sp. menurunkan bobot isi tanah, meningkatkan total pori, pori aerasi dan permeabilitas, akan tetapi menurunkan proporsi pori air tersedia. , mampu meningkatkan laju infiltrasi hingga lebih dari empat kali lipat dibandingkan dengan perlakuan yang sama tetapi tanpa cacing. Joschko 1989 menjelaskan bahwa lubang cacing tanah meningkatkan laju infiltrasi melalui dua sebab yaitu dengan peningkatan absolute laju infiltrasi dan dengan bertambah lamanya waktu infiltrasi dengan laju tinggi pada saat awal. Lubang yang dibuat cacing tanah berorientasi vertikal. Hasil penelitian Joschko 1989 menunjukkan bahwa sudut lubang cacing Lumbricus terrestris berkisar dari 600 hingga 900 terhadap permukaan tanah. Akan tetapi lubang tidak lurus, melainkan berbelok-belok dengan sudut belokan sebesar 1300 Panjang lubang cacing Lumbricus terrestris hasil pengukuran 34 lubang yang dilakukan oleh Joschko 1989 rata-rata 30,3 cm dengan diameter 9,4 mm. Hasil pengukuran lain yang dilakukan oleh Lamparski 1987, terhadap lubang cacing Lumbricus badensis dan Lumbricus polyphemus, menunjukkan bahwa masing-masing mencapai kedalaman 2,5 dan 1,3 m. Diameter lubang cacing Lumbricus badensis seragam, antara 14-16 mm. Di dekat permukaan tanah, lubang bercabang-cabang menjadi 5-7 lubang di permukaan tanah. Diameter lubang cacing Lumbricus polyphemus bervariasi. Pada kedalaman 15-20 cm diameter lubang berkurang setengah dari diameter lubang di permukaan tanah. . Menurut Joschko 1989 panjang lubang cacing tanah dipengaruhi oleh kepadatan tanah. Pada tanah gembur volume pori 58-60 % lubang yang dibuat cacing tanah lebih panjang dibandingkan dengan pada tanah padat volume pori 40- 47 %. Dalam penelitian yang dilakukannya, panjang lubang Lumbricus terrestris pada tanah dengan volume pori 40 % tidak lebih pendek dibandingkan dengan pada tanah dengan volume pori 47 %. Wendi, 1988 dalam Joschko, 1989 menyatakan bahwa tidak ada pengurangan panjang lubang cacing. Lumbricus terrestris pada tanah dengan bobot isi tinggi lebih dari 1,73 g/cm3 atau volume pori 35 %. Di pihak lain, Kemper, 1988 dalam Joschko, 1989 menyatakan bawah tanah dengan bobot isi di atas 1,6 g/cm3 tidakakan tertembus oleh cacing tanah. Perbaikan Sifat Kimia dan Biologi oleh Aktivitas Cacing Tanah Dalam aktivitasnya, cacing tanah bukan hanya memperbaiki sifat fisik tanah, melainkan juga sifat kimia dan biologi tanah. Menurut Minnich 1977, aktivitas cacing tanah akan mengangkat unsur hara dari tanah lapisan bawah, menanggulangi pencucian, meratakan unsur hara, membebaskan unsur hara tanaman ke dalam larutan, menetralkan tanah yang terlalu masam atau terlalu alkalin bagi tanaman, dan pada umumnya memperbaiki lingkungan tanah untuk pertumbuhan tanaman dari segala keadaan. Hasil penelitian Tiwari 1989 yang membandingkan sifat-sifat kasting di permukaan tanah dengan tanah Laterit di bawahnya yang diambil pada kedalaman 0- 25 cm, menunjukkan bahwa kandungan N, P, K dan C-organik serta populasi mikroba dan aktivitas enzyme pada kasting lebih tinggi dari tanah Laterit asalnya. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa cacing tanah memegang peranan spesifik dalam pengayaan kandungan N, P, K dan C-organik dalam kasting dan laju mineralisasi dengan peningkatan biomassa mikroba dan aktivitas enzyme. Hasil penelitian di Indonesia yang dilakukan Suwardjo 1981, menunjukkan bahwa kasting memiliki pH, kandungan C, N, P, K serta KPK dan KB lebih tinggi dan kandungan unsur yang berbahaya seperti Mn dan Al jauh lebih rendah dari pada tanah lapisan atas 0-15 cm. Lebih lanjut dijelaskan bahwa peningkatan aktifitas cacing tanah akan sangat membantu perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. Di areal padang rumput, penambahan cacing tanah sebanyak ekor/ha mengakibatkan kandungan C dan N pada lapisan 0-20 cm serta mengakibatkan hilangnya serasah pada permukaan tanah. Pada areal tanpa pemberian cacing, kandungan C dan N pada lapisan 0-20 cm lebih rendah dan terdapat serasah di permukaan tanah setebal 2,5 cm. Produksi rumput dengan perlakuan pemberian cacing selalu lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian cacing Hoogerkamp, 1987. Perombakan biologis bahan organik oleh cacing tanah berkaitan dengan ketersediaan hara dan pembentukkan bahan humik Anderson, 1983 dalam Nardi, 1987. Cacing tanah meningkatkan pelepasan N, pelarutan P Mackay, 1983 dalam Nardi, 1987 dan kesuburan tanah melalui pelapukan batuan secara kimiawi. Oleh karena itu pengaruh cacing tanah tidak terbatas pada mineralisasi bahan organik, tetapi hal-hal tersebut semuanya berkaitan dengan pembentukkan bahan humik yang memobilisasi hara dan meningkatkan metabolisme tumbuhan. Tumbuhan Tumbuhan merupakan sumber utama bahan organik tanah. Sedangkan bahan organik merupakan sumber hara tanah dan salah satu faktor pembentuk struktur tanah. Dalam usaha pertanian yang berkelanjutan, usaha mempertahankan bahan organik tanah merupakan salah satu kunci keberhasilan Handayanto, 1995. Tidak hanya kuantitas, kualitas bahan organik juga mempengaruhi laju pertumbuhan cacing tanah Martin, 1992. Meningkatnya laju pertumbuhan cacing tanah diduga berhubungan dengan N yang dapat diasimilasi dari bahan tanaman. Dalam hal ini leguminosa memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput Abbott, 1981 dan Martin, 1992. Serasah daun-daunan juga diangggap sebagai sumber bahan organik yang paling baik bagi cacing tanah karena relatif tinggi kandungan karbohidrat yang dapat diasimilasi dan rendah lignoselulosanya. Serasah tua lebih cepat didekomposisi namun kualitas nutrisinya lebih rendah daripada serasah segar. Selain itu, tumbuhan berfungsi sebagai penutup tanah yang menjaga kelembaban sehingga proses dekomposisi berlanjut lebih cepat untuk menyediakan unsur hara bagi tumbuhan dan tanaman. Di sini, siklus hara berlangsung sempurna, guguran yang jatuh sebagai serasah akan dikembalikan lagi ke pohon dalam bentuk unsur hara yang seperti diketahui telah diuraikan bakteri Miranto, 2000. Kondisi demikian menjadikan ekosistem menjadi lebih tertutup, sehingga membuat keadaan menjadi lebih baik dalam pemeliharaan hara tanah dan kesuburan untuk dapat meningkatkan sistem produktivitas bagi tanaman pokok pada waktu dan rotasi dalam giliran berikutnya. Tanah Tanah adalah bagian dari permukaan bumi yang terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami proses pelapukan akibat pengaruh iklim terutama faktor curah hujan, suhu dan pengaruh aktivitas organisme hidup termasuk vegetasi, organisme manusia pada suatu topografi atau relief tertentu dalam jangka waktu tertentu pula. Menurut Hardjowigeno 2003 tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusunnya yang meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman. Sebagai benda alam, tanah merupakan sistem tiga fase yang selalu berada dalam keseimbangan dinamis. Ketiga fase tersebut adalah fase padat, fase cair dan fase gas, merupakan sistem yang selalu berubah tetapi selalu berada dalam keadaan seimbang. Pada keadaan kering, misalnya rongga yang ditempati udara tanah lebih banyak dibandingkan rongga yang ditempati cairan. Jika tanah tersebut basah baik terjadi akibat pengairan atau hujan, maka rongga yang berisi udara berkurang dan rongga yang berisi cairan bertambah. Jika tanah digemburkan, misalnya dengan pengolahan tanah, maka bagian relatif yang terisi oleh udara bertambah, dan bagian relatif padatan berkurang. Sebaliknya, jika tanah dipadatkan, bagian relatif padatan bertambah, dan bagian relatif udara berkurang. Menurut Soepardi 1983, tanah tersusun dari empat bahan utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan penyusun tanah tersebut jumlahnya masing-masing berbeda untuk setiap jenis tanah ataupun setiap lapisan tanah. Pada tanah lapisan atas yang baik untuk pertumbuhan tanaman lahan kering bukan sawah umumnya mengandung 45% volume bahan mineral, 5% bahan organik, 20-30 % udara, 20-30% air. Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batu-batuan. Oleh karena itu susunan mineral di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral batu-batuan yang dilapuk. Bahan mineral di dalam taah terdapat dalam berbagai ukuran yaitu pasir 2mm – 50 µ, debu 50 µ – 2 µ dan liat < 2 µ. Bahan mineral yang lebih besar dari 2 mm terdiri dari kerikil, kerakal atau batu. Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah, sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain, menambah kemampuan tanah untuk menahan air, menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara KTK tanah menjadi tinggi, sumber energi bagi mikroorganisme. Air terdapat di dalam tanah karena ditahan oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori di dalam tanah kurang lebih 50% dari volume tanah, sedangkan jumlah air dan udara di dalam tanah berubah-ubah. Kelebihan dan kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Adapun kegunaan air bagi pertumbuhan tanaman adalah 1. Sebagai unsur hara tanaman. Tanaman memerlukan air dari tanah dan CO2 2. Sebagai pelarut unsur hara. Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut. dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis. 3. Sebagai bagian dari sel-sel tanaman. Air merupakan bagian dari protoplasma. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi,kohesi, dan gravitasi. Istilah tanah memang mempunyai pengertian yang luas dan arti yang sesuai dengan peruntukkannya. Dalam bidang pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dari organism vegetasi atau hewan yang hidup diatasnya atau didalamnya. Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat lain. Dalam pengertian ini ada dua variabel yang membedakan pengertian tanah di bidang pertanian dengan bidang lainnya, yaitu kedalaman tanah dan ukuran partikelnya. Kedalaman tanah dalam pengertian pertanian dibatasi pada bagian atas kulit bumi yang telah mengalami pelapukan atau adanya aktivitas biologi. Jika bagian yang telah mengalami pelapukan adalah dangkal, maka bagian tersebutlah dipakai sebagai batas kedalaman tanah. Sebaliknya, jika bagian yang telah mengalami pelapukan sangat dalam 4-6 m, maka tidak semua bahan lapuk tersebut disebut tanah, melainkan sampai kedalaman tempat terdapat aktivitas biologi. Pada umumnya, pembahasan tanah dalam bidang pertanian dibatasi pada kedalaman sekitar 2 m. Kedalaman ini jauh berbeda dengan kedalaman tanah di bidang keteknikan yang dapat mencapai puluhan meter. Berkaitan dengan ukuran partikelnya, para pakar pertanian membatasi tanah pada partikel berukuran 0,02 – 2 mm, dibandingkan dengan pakar keteknikan yang juga tertarik pada ukuran yang lebih besar dari 2 mm seperti kerikil bahkan batu Foth, 1990. Lapisan tanah bagian atas pada umumnya mengandung bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan lapisan tanah dibawahnya. Karena akumulasi bahan organik inilah maka lapisan tanah tersebut berwarna gelap dan merupakan lapisan tanah yang subur sehingga merupakan bagian tanah yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Lapisan tanah ini disebut lapisan tanah atas top soil atau disebut pula sebagai lapisan olah, dan mempunyai kedalaman sekitar 20 cm. Lapisan tanah dibawahnya, yang disebut lapisan tanah bawah sub soil berwarna lebih terang dan bersifat relatif kurang subur. Hal ini bukan berarti bahwa lapisan tanah bawah tidak penting perannya bagi produktivitas tanah, karena walaupun mungkin akar tanaman tidak dapat mencapai lapisan tanah bawah, permeabilitas dan sifat-sifat kimia lapisan tanah bawah akan sangat berpengaruh terhadap lapisan tanah atas dalam peranannya sebagai media tumbuh tanaman. Tanah sebagai Media Tumbuh Tanaman Dalam pertumbuhannya, tanaman memerlukan unsur hara, air, udara, dan cahaya. Unsur hara dan air diperlukan untuk bahan pembentuk tubuh tanaman. Udara dalam hal ini CO2 dan air dengan bantuan cahaya menghasilkan karbohidrat yang merupakan sumber energi untuk pertumbuhan tanaman. Disamping faktor-faktor tersebut, tanaman juga memerlukan tunjangan mekanik sebagai tempat bertumpu dan tegaknya tanaman. Dalam hubungannya dengan kebutuhan hidup tanaman tersebut tanah berfungsi sebagai tunjangan mekanik sebagai tempat tanaman tegak dan tumbuh, penyedia unsur hara dan air, lingkungan tempat akar atau batang dalam tanah melakukan aktivitas fisiknya. Fungsi Lahan/Tanah Deskripsi tanah soil dan lahan land sebagai dua hal yang sama jika akan dibuat definisinya. Namun, pada dasarnya kedua hal tersebut sangatlah berbeda. Jika membicarakan tentang tanah, maka akan membahas bahan penyusun tanah, sifat-sifat tanah baik fisik, kimia dan biologi. Pembahasan tentang tanah akan mengarahkan pada pengertian suatu bagianpermukaan bumi yang sifatnya beragam dari satu tempat ke tempat lain. Lain halnya dengan pengertian lahan yang sifatnya lebih luas karena menyangkut berbagai faktor termasuk tanah. Jika membicarakan tentang lahan akan lebih mengarahkan pada sesuatu yang menyangkut tempat place yang berarti akan membicarakan tentang iklim, vegetasi, organisme termasuk manusia serta aspek manajemen yang diterapkan. Tanah berperan sebagai tempat tumbuh tanaman. Akar tanaman berjangkar pada tanah sehingga dapat berdiri dan tumbuh dengan baik. Tanah mampu menyediakan air dan berbagai unsur hara baik makro maupun mikro. Disamping itu, tanah juga mampu menyediakan oksigen O2 bagi pertumbuhan tanaman yang dikenal melalui sistem aerasi tanah. Tanah menopang berdirinya tanaman. Akar tanaman perlu berkembang baik dalam tanah agar dapat menjamin berdirinya tanaman. Kalau drainase tanah terhambat, akar hanya berkembang pada lapisan atas yang aerasinya baik. Dengan perakaran yang dangkal, tanaman akan mudah rebah. Tanah juga berperan sebagai tempat hidup organisme hidup termasuk mikroorganisme dan makroorganisme tanah. Selain itu, juga berperan sebagai tempat hidup berbagai vegetasi yang hidup diatasnya. Tanah dapat menjadi penyangga atau buffer system, sehingga jika terdapat senyawa-senyawa yang sifatnya meracun atau jumlahnya berlebihan, maka tanah berperan sebagai penyaring racun atau menetralisir bahan atau senyawa tersebut. Atau dengan kata lain tanah berperan dalam menanggulangi kasus polusi tanah dan tentunya air yang menjadi bagian penyusun utama tanah selain udara. Mengingat begitu banyaknya peran tanah atau lahan dalam kehidupan manusia dan organisme lainnya, maka perlu diperhatikan perencanaan tata guna lahan dengan tepat. Prinsip/konsep keseimbangan biotik harus menjadi pertimbangan dalam pengelolaan lahan agar tujuan keberlanjutan sustainable lahan tetap terjaga. 3 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kampus IPB Darmaga Letak dan Luas Kawasan Kawasan Kampus IPB Darmaga memiliki luas 297 Ha. Secara administratif terletak di Desa Babakan, Kec. Dramaga, Kab. Bogor, Provinsi Jawa Barat. Letak geografis antara 6â° 30â€âˆ’6â° 45†LS, dan 106â° 30â€âˆ’106â° 45†BT. Ketinggian tempat antara 145-400 m dpl tergolong dataran rendah. Batas administratifnya antara lain Sungai Cihideung Desa Cihideung Ilir di bagian barat, Sungai Ciapus dan Cisadane di bagian utara, pemukiman Desa Babakan di bagian timur, jalan raya penghubung Kota Bogor dengan Jasinga di bagian selatan Dinata, 2009. Iklim Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, kawasan Kampus IPB Darmaga termasuk ke dalam kawasan beriklim tropis basah dengan curah hujan tipe A Mulyani, 1985, rata-rata ± 4046 mm/tahun, atau ± 329,7 mm/bulan. Bulan basah lebih dari sembilan bulan berturut-turut, 20 hari hujan/bulan. Kecepatan angin 2,1 km/jam tergolong dalam skala Beaufort, ditandai dengan gejala arah angin tampak dari serabut-serabut lepas dari asap. Suhu rata-rata/tahun 25 −33 0 C. Kelembaban nisbi rata-rata 80-86 %. Lama penyinaran matahari sekitar 58,9% Stasiun Klimatologi Darmaga, 2009. Topografi Keadaan topografi secara umum pada kawasan Kampus IPB Darmaga terdiri dari lapangan datar khususnya di timur dan selatan sampai sedikit bergelombang di sebelah utara dengan lereng-lereng pada daerah yang berbatasan dengan sungai. Kelerengan 25% terdapat 5% dari luas areal contoh sebagian kecil daerah pinggiran sungai sebelah Barat tapak, kelerengan 15−25% terdapat 17% dari luas areal, kelerengan 5−15% terdapat 37% dari luas areal sebagian daerah utara dan barat tapak, serta kelerengan 0−5% terdapat 41% dari luas areal sebagian besar tapak. Tanah Jenis Tanah kawasan Kampus IPB Darmaga adalah latosol, kedalaman efektif lebih dari 90 cm, tekstur sedang di samping terdapat asosiasi podsolik cokelat dan podsolik merah kekuningan dengan bahan induk volkan. Ciri-ciri tanah latosol adalah berwarna merah atau kuning, terutama pada horizon B. Teksturnya halus, lapisan atas berwarna coklat tua kekelabuan, liat, remah, agak bergumpal, gembur, agak teguh. Lapisan bawah berwarna coklat kemerahan, liat, remah, gembur. Banyak terdapat Fe dan Mn pada kedalaman 20-30 cm karena adanya proses penghancuran yang intensif sehingga terjadi pen
Sebutkan7 klasifikasi cacing tanah berikut dengan jenis cacing tersebut! 1. Kingdom: Animalia. Cacing adalah suatu organisme eukariotik dan multiseluler. Hewan ini memiliki kemampuan untuk bergerak dan hidupnya bergantung pada material tanaman dan mikroorganisme yang sudah mati sebagai makanannya.
Dalam ilmu klasifikasi makhluk hidup, cacing tanah tergolong pada kelas Oligochaeta, dimana kelas tersebut terdiri dari lebih spesies yang berasal dari 800 genus. Habitat cacing tanah berada di tanah hutan alami dan tanah berumput hamparan padang rumput sebagai bagian dari agroekosistem. Cacing tanah ditemukan di hampir seluruh penjuru dunia kecuali di daerah dengan iklim ekstrim, sepeti gurun dan area yang secara terus-menerus ditutupi oleh salju dan genus dan spesies dari cacing tanah khususnya yang termasuk Lumbricidae sangat luas penyebarannya. Seringkali, saat spesies ini diperkenalkan pada tempat baru mereka akan menjadi dominan dibandingkan dengan spesies endemiknya spesies asli daerah tersebut. Pada artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai hewan invertebrata dan vertebrata, sedangkan cacing tanah ini tergolong pada hewan Ilmiah Cacing TanahBerikut ini adalah beberapa klasifikasi cacing tanah Kingdom Animalia, cacing tanah merupakan organisme eukariotik dan multiseluler. Hewan ini memiliki kemampuan untuk bergerak dan hidupnya bergantung pada material tanaman dan mikroorganisme yang sudah mati sebagai makanannya. Anda juga dapat mempelajari lebih lanjut mengenai ciri-ciri kingdom animalia pada artikel Annelida, cacing tanah tergolong filum Annelida dimana tubuhnya memiliki segmen. Segmen pada tubuhnya disebut annuli, dipisahkan oleh dinding pemisah yang melintang disebut septa. Cacing tanah memiliki banyak segmen. Pada beberapa spesies annelida, memiliki sedikit septa atau bahkan tidak ditemukan sama Subkelas Oligochaeta, cacing tanah memiliki satae atau bulu pada badannya, yang membantu mereka untuk menempel di permukaan selama pergerakannya. Cacing tanah memiliki sedikit pelekat lateral atau parapodia, yang merupakan karakteristik dari subkelas polychaeta. Hingga saat ini masih terdapat kontroversi mengenai kelas dan sub kelas Haplotaxida, cacing tanah pada umunya dikategorikan pada orde Haplotaxida, yang merupakan satu dari dua orde Lumbricidae, cacing tanah pada umumnya tergolong pada famili Lumbricidae, yang merupakan famili cacing tanah terbesar, sekitar 33 spesies cacing tanah teridentifikasi dalam famili Lumbricus, terdiri dari sebagian besar spesies cacing tanah yang ada di Eropa. Genus ini terdiri dari sekitar 700 Terrestris, merupakan cacing tanah asal Eropa yang sudah banyak tersebar di seluruh dunia, berwarna kemerahan dan dianggap sebagai hama yang serius, karena dapat mengungguli cacing tanah cacing tanah ini berada pada kisaran panjang dari beberapa millimeter hingga 2 meter, dari berat 10 mg hingga hampir mencapai 1 kilogram, dan dengan diameter hingga kisaran 40 mm. terdapat pencacatan sebuah specimen yang diperkirakan Microchaetus sp. mencapai pajang 7 m dan diameter 75 mm. cacing tanah terbesar biasanya ditemukan pada daerah garis lintang selatan, seperti Amerika Selatan, Afrika Selatan, Australia, dan Selandia populasi cacing tanah tergantung pada banyak factor, termasuk tipe tanah, pH, kelembaban, kapasitas tanah ,curah hujan, dan suhu lingkungannya. Namun, yang terpenting adalah ketersediaan bahan organik, karena interaksi antar bahan organik dan mikroorganisme berhubungan dengan penyediaan makanan bagi cacing Cacing TanahCacing tanah tergolong pada kelas Oligochaeta. Oligochaetes banyak ditemukan di habitat air tawar, terutama pada tempat yang memiliki sedimen untuk menggali ke dalam tanah tersebut. Golongan ini merupakan pengumpul makanan, mengumpulkan bahan organik dari dasar sedimen. Oligochaeta juga dapat ditemukan di aliran sungai, dan juga sedimen pada tambak pengolahan limbah, tanah, bahkan samudera. Oligochaeta memiliki sedikit satae, sistem gerak pada hewan ini adalah menggali dengan peristalsis, yaitu kontraksi otot tubuh, menggunakan otot longitudinal dan sirkular. Satae digunakan sebagai jangkar alat untuk menempel pada suatu tempat saat berlabuh.Cacing tanah merupakan hewan hermaprodit, yaitu memiliki jenis kelamin ganda dalam individu yang sama. Perkembangbiakan hewan ini dengan cara memegang clitella bentuk jamaknya disebut clitellium bersama, dan memasukkan sperma. Clitellium ini memiliki lendir untuk mentranfer sperma, juga menghasilkan suatu kepompong untuk telurnya beberapa hari jenis cacing tanah merupakan pembahasan yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yang berbeda. Secara klasik, orang akan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan filogeniknya. Dalam kasus cacing tanah, para peneliti lebih banyak mengelompokkan berdasarkan fungsi ekologi daripada keturunan genetiknya. Para peneliti saat ini kebanyakan menggolongkan cacing tanah berdasarkan kebiasaan cacing tanah dalam tanah. Berikut adalah uraiannyaCacing Tanah EpigeicEpigeic earthworm ditentukan oleh tempat tinggalnya yang berada di permukaan tanah. Kelompok ini dikarakterisasi berdasarkan bentuknya yang pendek, level pigmentasi yang tinggi, dan keberadaannya dimana-mana. Ditemukan di setiap daratan yang signifikan di berkembangbiaknya memiliki masalah karena kurangnya kemampuan menggali tanah. Eisenia fetida merupakan spesies yang paling banyak ditemukan pada kelompok ini, dengan persebaran di berbagai iklim di Tanah EndogeicEndogeic earthworm, kebalikan dari epigeic, hidup di dalam tanah dan menggunakannya untuk mencari makan. Secara kritikal, mereka menggali ke dalam tanah secara horizontal dan mendiami suatu layer tanah tertentu untuk mencari makan kasus tertentu, cacing tanah ini dapat menggunakan kembali liang yang telah mereka buat, namun secara umum mereka mengingat pergerakan horizontalnya. Berbeda dengan epigeic, endogeic ini memiliki warna yang pucat, yaitu berwarna abu-abu, merah muda, hijau atau biru. Jumlah spesies pada kelompok endogeic ini sangat banyak, salah satu contohnya adalah Allolobophora chlorotica atau Murchieona Tanah Anecic Anecic earthworm memiliki ciri-ciri yang menonjol dibandingkan kedua cacing tanah epigeic dan endogeic. Tidak seperti cacing tanah endogenik, cacing tanah anecic membuat galian secara vertical ke dalam tanah. Sebagai tambahan, liang ini adalah permanen. Karena kemampuan mereka untuk membentuk liangsecara vertical, cacing anecic ini memilki kemampuan yang luar biasa untuk memperoleh nutrisi dari berbagai lapisan tanah ini mampu muncul di permukaan tanah untuk mengambil daun dan dimasukkannya ke dalam liang dan memakannya. Cacing anecic ini merupakan salah satu varietas terbesar cacing tanah. Contoh cacing tanah anecic adalah Lumbricus terrestris dan Apporectodea longaJika kita membicarakan cacing tanah, tentu tidak akan terlepas dari tanah itu sendiri. Tanah merupakan campuran heterogenus dari abiotik dan biotik. Hewan mikroinvertebrata dalam tanah yang dianjurkan sebagai makhluk hidup yang mungkin bisa dijadikan indicator kualitas dan kesehatan tanah adalah cacing tanah. Tanah yang dihidupi oleh banyak cacing tanah dinilai sebagai tanah yang pembahasan mengenai klasifikasi cacing tanah, semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan Anda mengenai klasifikasi cacing tanah. Anda juga dapat mempelajari berbagaimacam cacing lainnya pada artikel ciri-ciri platihelminthes dan filum nemathelminthes. Anda juga dapat mempelajari mengenai hewan-hewan lainnya pada artikel berikutKlasifikasi echinodermataKlasifikasi molluscaCiri-ciri filum poriferaMetagenesis Obelia sp dan Aurelia auritaHewan reptilHewan amfibiCiri-ciri mamaliaCiri-ciri hewan karnivora, herbivora dan omnivora
Apakahperanab organisme dalam pembentukan tanah ?3. Jelaskan macam macam proses pelapukan penghancuran batuan ?4. Tuliskan kelompok cacing tanah berdasarkan habitat dan makanannya ?5. Tuliskan organisme yang termasuk mikro organiseme tanah !Tolong di jawab ya,,,, yg benar ,,, soalnya besok mw dikumpulin PR nya..Thanks Answer
1. Cacing Tanah Endogeik2. Cacing Tanah Epigeik3. Cacing Tanah Anecic4. Cacing Tanah Perionyx5. Cacing Tanah Lumbricus6. Cacing Tanah Eisenia7. Cacing Tanah Lumbriculus8. Cacing Tanah Megascolecidae9. Cacing Tanah Moniligastridae10. Cacing Tanah GlossoscolecidaeFAQ1. Apa yang dimaksud dengan cacing tanah?2. Apa saja jenis-jenis cacing tanah?3. Apa peran cacing tanah dalam menjaga keseimbangan ekosistem?4. Bagaimana cara memanfaatkan cacing tanah dalam pengomposan?5. Apa manfaat dari keberadaan cacing tanah di lingkungan?Kesimpulan Cacing tanah adalah hewan paling penting dalam menguraikan sisa-sisa organik dan memperbaiki kualitas tanah. Mereka menyediakan nutrisi penting bagi tanaman dan hewan lainnya serta membantu menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, tidak semua cacing tanah memiliki habitat dan makanan yang sama. Berikut adalah kelompok cacing tanah berdasarkan habitat dan makanannya. 1. Cacing Tanah Endogeik Cacing tanah endogeik hidup di dalam tanah dan biasanya ditemukan pada kedalaman 5-30 cm. Mereka membuat liang dan terowongan di dalam tanah, dan sangat berguna dalam memperbaiki struktur tanah. Makanan utama mereka adalah mikroorganisme dan sisa-sisa tumbuhan yang terkubur di dalam tanah. 2. Cacing Tanah Epigeik Cacing tanah epigeik hidup di permukaan tanah atau lapisan organik seperti daun, jerami, dan sampah organik lainnya. Mereka makan sisa-sisa organik seperti daun, buah-buahan, dan sayuran yang membusuk di atas tanah. 3. Cacing Tanah Anecic Cacing tanah anecic adalah jenis cacing tanah yang hidup di dalam liang yang dibuat di bawah permukaan tanah. Mereka membuat liang vertikal yang dalam dan panjang, dan sering terlihat keluar dari tanah untuk mencari makanan seperti daun atau serasah. Cacing tanah anecic sangat berguna dalam memperbaiki struktur tanah dan membantu sirkulasi air dalam tanah. 4. Cacing Tanah Perionyx Cacing tanah perionyx hidup di dalam sampah organik dan memakan bahan organik seperti sayuran, buah-buahan, dan kertas. Mereka sangat berguna dalam pengomposan sampah organik dan dapat membantu mengurangi volume sampah. 5. Cacing Tanah Lumbricus Cacing tanah lumbricus hidup di dalam tanah dan biasanya ditemukan pada kedalaman 10-60 cm. Mereka makan sisa-sisa tumbuhan yang terkubur di dalam tanah dan membantu memperbaiki struktur tanah. Cacing tanah lumbricus juga dapat menjadi sarana makanan bagi hewan lain seperti burung dan tikus. 6. Cacing Tanah Eisenia Cacing tanah eisenia atau red wiggler adalah jenis cacing tanah yang biasanya digunakan dalam pengomposan organik. Mereka makan sisa-sisa sayuran dan buah-buahan serta kertas dan kardus yang terkubur di dalam pengomposan. Cacing tanah eisenia sangat efektif dalam menguraikan sampah organik menjadi kompos yang berguna untuk tanaman. 7. Cacing Tanah Lumbriculus Cacing tanah lumbriculus atau blackworm hidup di air tawar seperti danau dan sungai. Mereka makan plankton dan organisme mikroskopik lainnya di dalam air. Cacing tanah lumbriculus sangat berguna dalam menjaga kualitas air dan menjadi sumber makanan bagi ikan dan burung air. 8. Cacing Tanah Megascolecidae Cacing tanah megascolecidae hidup di dalam tanah dan sangat berguna dalam memperbaiki struktur tanah. Makanan utama mereka adalah sisa-sisa tumbuhan yang terkubur di dalam tanah dan mikroorganisme tanah. Cacing tanah megascolecidae juga menjadi sarana makanan bagi hewan lain seperti burung dan tikus. 9. Cacing Tanah Moniligastridae Cacing tanah moniligastridae hidup di dalam tanah dan biasanya ditemukan pada kedalaman 10-30 cm. Mereka makan sisa-sisa tumbuhan dan mikroorganisme tanah, dan sangat berguna dalam memperbaiki struktur tanah. Cacing tanah moniligastridae juga dapat menjadi sarana makanan bagi hewan lain seperti burung dan tikus. 10. Cacing Tanah Glossoscolecidae Cacing tanah glossoscolecidae hidup di dalam tanah dan sangat berguna dalam memperbaiki struktur tanah. Makanan utama mereka adalah sisa-sisa tumbuhan yang terkubur di dalam tanah dan mikroorganisme tanah. Cacing tanah glossoscolecidae juga dapat menjadi sarana makanan bagi hewan lain seperti burung dan tikus. FAQ 1. Apa yang dimaksud dengan cacing tanah? Cacing tanah adalah hewan yang hidup di dalam tanah dan sangat berguna dalam memperbaiki struktur tanah serta menguraikan sisa-sisa organik. Mereka memberikan nutrisi penting bagi tanaman dan hewan lainnya serta membantu menjaga keseimbangan ekosistem. 2. Apa saja jenis-jenis cacing tanah? Ada banyak jenis cacing tanah, namun yang paling umum adalah cacing tanah endogeik, epigeik, anecic, perionyx, lumbricus, eisenia, lumbriculus, megascolecidae, moniligastridae, dan glossoscolecidae. 3. Apa peran cacing tanah dalam menjaga keseimbangan ekosistem? Cacing tanah memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan memperbaiki struktur tanah, menguraikan sisa-sisa organik, dan memberikan nutrisi penting bagi tanaman dan hewan lainnya. 4. Bagaimana cara memanfaatkan cacing tanah dalam pengomposan? Cacing tanah eisenia atau red wiggler bisa digunakan dalam pengomposan organik. Mereka sangat efektif dalam menguraikan sampah organik menjadi kompos yang berguna untuk tanaman. 5. Apa manfaat dari keberadaan cacing tanah di lingkungan? Keberadaan cacing tanah sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan memperbaiki kualitas tanah serta memberikan nutrisi penting bagi tanaman dan hewan lainnya. Mereka juga membantu mengurangi volume sampah dan menjaga kualitas air di lingkungan perairan. Kesimpulan Cacing tanah memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan memperbaiki kualitas tanah. Ada banyak jenis cacing tanah dengan habitat dan makanan yang berbeda-beda, namun semuanya sama-sama berguna bagi lingkungan. Mari kita jaga keberadaan cacing tanah agar ekosistem tetap seimbang dan berkelanjutan. Terima kasih sudah membaca artikel ini. Silahkan baca artikel lainnya untuk informasi menarik seputar lingkungan dan kelestarian alam.
Pembahasan Cacing tanah termasuk invertebrata golongan Annelida yang banyak dijumpai di tanah yang lembap dan mengandung banyak zat hara. Berdasarkan habitat dan makanannya, cacing tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu. Cacing tanah kelompok epigeik. Cacing tanah yang hidup di permukaan tanah dan cenderung tidak membuat lubang di tanah.
Jawab Cacing tanah merupakan cacing berbentuk tabung dan tersegmentasi dalam filum Annelida. Mereka umumnya ditemukan hidup di tanah, memakan bahan organik hidup dan mati. Sistem pencernaan berjalan melalui panjang tubuhnya. Cacing tanah melakukan respirasi melalui kulitnya. Cacing tanah memiliki sistem transportasi ganda terdiri dari cairan selom yang bergerak dalam selom yang berisi cairan dan sistem peredaran darah tertutup sederhana. Memiliki sistem saraf pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari dua ganglia atas mulut, satu di kedua sisi, terhubung ke tali saraf berlari kembali sepanjang panjangnya ke neuron motor dan sel-sel sensorik di setiap segmen. PEMBAHASAN Cacing tanah tergolong pada kelas Oligochaeta, dimana kelas tersebut terdiri sekitar lebih dari spesies yang berasal dari 800 genus. Habitat cacing tanah berada di tanah hutan alami dan tanah berumput hamparan padang rumput sebagai bagian dari agroekosistem. Cacing tanah ditemukan di hampir seluruh penjuru dunia kecuali di daerah dengan iklim ekstrim, sepeti gurun dan area yang secara terus-menerus ditutupi oleh salju dan es. Cacing tanah merupakan hewan hermaprodit, yaitu memiliki jenis kelamin ganda dalam individu yang sama. Perkembangbiakan hewan ini dengan cara memegang clitella bentuk jamaknya disebut clitellium bersama, dan memasukkan sperma. Clitellium ini memiliki lendir untuk mentranfer sperma, juga menghasilkan suatu kepompong untuk telurnya beberapa hari setelahnya. Penggolongan cacing tanah berdasarkan habitat dan makanannya adalah sebagai berikut 1. Cacing Tanah Epigeic Epigeic earthworm ditentukan oleh tempat tinggalnya yang berada di permukaan tanah. Kelompok ini dikarakterisasi berdasarkan bentuknya yang pendek, level pigmentasi yang tinggi, dan keberadaannya dimana-mana. Ditemukan di setiap daratan yang signifikan di bumi. Kemampuan berkembangbiaknya memiliki masalah karena kurangnya kemampuan menggali tanah. Eisenia fetida merupakan spesies yang paling banyak ditemukan pada kelompok ini, dengan persebaran di berbagai iklim di dunia. 2. Cacing Tanah Endogeic Endogeic earthworm, kebalikan dari epigeic, hidup di dalam tanah dan menggunakannya untuk mencari makan. Secara kritikal, mereka menggali ke dalam tanah secara horizontal dan mendiami suatu layer tanah tertentu untuk mencari makan disana. Untuk kasus tertentu, cacing tanah ini dapat menggunakan kembali liang yang telah mereka buat, namun secara umum mereka mengingat pergerakan horizontalnya. Berbeda dengan epigeic, endogeic ini memiliki warna yang pucat, yaitu berwarna abu-abu, merah muda, hijau atau biru. Jumlah spesies pada kelompok endogeic ini sangat banyak, salah satu contohnya adalah Allolobophora chlorotica atau Murchieona muldali. 3. Cacing Tanah Anecic Anecic earthworm memiliki ciri-ciri yang menonjol dibandingkan kedua cacing tanah epigeic dan endogeic. Tidak seperti cacing tanah endogenik, cacing tanah anecic membuat galian secara vertical ke dalam tanah. Sebagai tambahan, liang ini adalah permanen. Karena kemampuan mereka untuk membentuk liangsecara vertical, cacing anecic ini memilki kemampuan yang luar biasa untuk memperoleh nutrisi dari berbagai lapisan tanah. Cacing tanah ini mampu muncul di permukaan tanah untuk mengambil daun dan dimasukkannya ke dalam liang dan memakannya. Cacing anecic ini merupakan salah satu varietas terbesar cacing tanah. Contoh cacing tanah anecic adalah Lumbricus terrestris dan Apporectodea longa Pelajari lebih lanjut DETIL JAWABAN MAPEL Biologi KELAS 10 MATERI Animal KATA KUNCI Pengelompokan Cacing Tanah KODE SOAL 4 KODE KATEGORISASI
ELjNhX. 760yrznrie.pages.dev/387760yrznrie.pages.dev/276760yrznrie.pages.dev/102760yrznrie.pages.dev/291760yrznrie.pages.dev/138760yrznrie.pages.dev/350760yrznrie.pages.dev/203760yrznrie.pages.dev/113
tuliskan kelompok cacing tanah berdasarkan habitat dan makanannya